parboaboa

Pendaftaran Capres dan Cawapres Kian Dekat, Kemana Arah Dukungan Pelaku Pasar?

Andy Tandang | Ekonomi | 16-10-2023

Melihat arah dukungan pelaku pada Pilpres 2024. (Foto: iStockphoto/Orientfootage)

PARBOABOA, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan membuka pendaftaran pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) pada Pilpres 2024 mulai 19-25 Oktober 2023. 

Namun, hingga kini, baru Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang sudah resmi mendeklarasikan diri sebagai capres dan cawapres.

Sementara kedua kandidat lain, yakni Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo belum juga memutuskan nama cawapresnya masing-masing.

Sejumlah pihak, termasuk para pelaku pasar, tentu menanti pasangan capres dan cawapres yang berpotensi untuk terpilih dalam perhelatan politik lima tahunan itu.

Analis keuangan, Gunawan Benjamin menilai, para pelaku pasar akan dengan cermat memetakan potensi kemenangan para kandidat karena bisa berdampak pada sejumlah sentimen ke pasar.

Hal tersebut cukup relevan, mengingat hingga saat ini belum adanya ide dan gagasan resmi dan terbuka disampaikan oleh para kandidat terkait arah kebijakan ekonomi.

"Pelaku pasar pastinya akan menanti capres dan cawapres yang akan maju dalam pilpres mendatang. Biasanya pelaku pasar akan mengukur siapa kandidat yang paling memungkinkan untuk menang," ungkap Benjamin kepada PARBOABOA, Senin (16/10/2023).

Menurut Benjamin, arah politik pelaku pasar biasanya cenderung beragam dengan melihat fokus program para kandidat capres dan cawapres.

Ia juga menyoroti soal kinerja pasar keuangan pekan ini yang kembali dibayangi sejumlah sentimen negatif, baik dari sisi rilis data ekonomi maupun geopolitik.

Terkait rilis data ekonomi, kata dia, China kembali memberikan sinyal perlambatan ekonomi setelah inflasi yang dirilis pada pekan kemarin hanya sebesar 0 persen. 

Ia pesimis bahwa negara Tirai Bambu itu mampu mendorong pertumbuhan ekonominya yang signifikan di pekan ini.

"Tidak meyakinkan untuk mendorong rilis pertumbuhan ekonomi China di pekan ini akan lebih besar dari ekspektasi," papar Benjamin.

Menurutnya, data gross domestic product (GDP) China di pekan ini akan sangat berpengaruh pada pergerakan pasar. GDP China, kata dia, sejauh ini diproyeksikan akan tumbuh 4,4 persen (YoY) di kuartal ketiga. 

"Ekspektasinya jauh melambat dibandingkan dengan realisasi kuartal sebelumnya yang mencapai 6,3 persen," ungkapnya.

Benjamin menjelaskan, jika rilis datanya lebih buruk dari yang diproyeksi, tentu akan berdampak pada pasar saham di Asia.

"Bersiap untuk menghadapi tekanan yang lebih besar," kata dia.

Pergerakan Pasar di Tengah konflik Hamas vs Israel

Di sisi lain, kata Benjamin, kekhawatiran terhadap eskalasi konflik Hamas vs Israel juga ikut mempengaruhi pergerakan pasar pada pekan ini.

Merujuk data yang dirilis Reuters, Senin (16/10/2023), sentimen perang Hamas vs Israel memengaruhi Bursa Asia, dengan Nikkei Jepang turun sebanyak 2 persen dan tolok ukur pasar saham lainnya juga berada di zona merah.

Hal ini mengisyaratkan akan adanya penurunan lebih lanjut di Eropa setelah aksi jual 1 persen pada indeks STOXX 600 pan-Eropa pada Jumat (13/10/2023) pekan lalu.

"Tensi geopolitik Hamas vs Israel juga akan sangat mempengaruhi pergerakan pasar," kata Benjamin.

Meski demikian, Benjamin memastikan tidak ada agenda ekonomi penting yang akan merubah pergerakan pasar secara signifikan untuk hari ini.

Begitu pun dengan kinerja bursa di Asia yang terpantau bergerak flat dengan kecenderungan turun.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), kata dia, juga diproyeksikan akan bergerak sideways dengan kecenderungan melemah. 

Menurut Benjamin, IHSG diproyeksikan bergerak dalam rentang 6.900 hingga 6.970, dan dibuka menguat di level 6.961,65 pagi ini.

Di sisi lain, seiring dengan kenaikan harga minyak mentah dunia dan sedikit membaiknya kinerja US Treasury 10 tahun, mata uang rupiah, kata Benjamin, masih berpeluang melemah hari ini. 

Pagi ini, rupiah dibuka di kisaran level 15.705 per US Dolar, dan berpeluang ditransaksikan di kisaran 15.680 hingga 15.730 per US Dolar. 

Sementara itu, harga emas, kata Benjamin, ditransasikan di kisaran $1.920 per ons troy. Menurut dia, tren pergerakannya secara teknikal akan berada dalam rentang $1.870 hingnga $1.930 per ons troy hari ini.

"Emas diuntungkan dengan konflik Hamas vs Israel," ungkapnya.

Editor : Andy Tandang

Tag : #pilpres    #palaku pasar    #ekonomi    #pasar modal    #pilpres 2024   

BACA JUGA

BERITA TERBARU