PARBOABOA, Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan, cadangan devisa Indonesia mencapai 139.4 miliar Dolar Amerika Serikat pada Januari 2023. Angka ini meningkat 1,6 persen dibandingkan dengan cadangan devisa pada akhir Desember lalu (month-to-month/m-to-m), yang hanya sebesar 137,2 miliar Dolar Amerika Serikat.
Namun, posisi cadangan devisa per Januari 2023 lebih rendah 1,34% dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Tercatat, cadangan devisa Indonesia sebesar 141,3 miliar Dolar Amerika Serikat pada Januari 2022.
Dalam keterangan resmi di laman BI, Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengungkapkan, peningkatan posisi cadangan devisa pada Januari 2023 dipengaruhi oleh penerbitan global bond pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa.
Erwin Haryono mengatakan, cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Indonesia ke depannya.
Ia merinci, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
“Serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,” ucapnya, dikutip Selasa (07/02/2023).
Erwin percaya cadangan devisa tetap memadai ke depannya karena didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung proses pemulihan ekonomi nasional.