Pulau Padar Overkapasitas, Pemerintah Siapkan Pembatasan Wisatawan

Komodo di Pulau Padar di kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Foto: Dok. RRI)

PARBOABOA, Jakarta - Para wisatawan yang ingin menikmati pesona Pulau Padar di kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT), kini harus bersiap untuk mengantre lebih lama.

Kementerian Kehutanan (Kemenhut) memutuskan untuk mengetatkan sistem kuota kunjungan demi menjaga kelestarian ekologi pulau yang menjadi salah satu ikon wisata dunia tersebut.

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menegaskan bahwa pembatasan jumlah wisatawan bukan bertujuan menutup akses publik, melainkan untuk memastikan kelestarian alam tetap terjaga.

“Boleh ada turisnya, karena itu juga membuat kesejahteraan masyarakat setempat tumbuh. Tapi tujuannya adalah agar tidak mengganggu ekologi. Sistem kuota di Padar akan kami ketatkan,” ujarnya saat ditemui di Kantor Kemenhut, Jakarta, Kamis (7/8/2025).

Raja Antoni menggambarkan kondisi Pulau Padar belakangan ini sudah terlalu ramai.

“Padar kemarin itu sudah kayak pasar,” katanya sambil menegaskan perlunya pengaturan ketat.

Ekowisata Berkualitas

Kemenhut menargetkan agar wisata di Taman Nasional Komodo mengarah pada konsep ekoturisme yang spesifik dan terfokus (niche tourism), bukan sekadar wisata massal.

Dengan begitu, keindahan alam dan keberadaan satwa endemik, termasuk komodo (Varanus komodoensis), bisa tetap lestari.

“Bukan tidak boleh datang ke Padar, tapi harus antre. Supaya ekosistem dan habitatnya tetap terjaga,” lanjut Raja Antoni.

Selain pembatasan kuota, pemerintah juga memperketat keamanan di Pulau Padar. Langkah ini mencakup pemasangan pagar, papan petunjuk arah, serta penataan titik-titik foto populer.

Koordinasi dengan relawan lokal juga akan ditingkatkan demi memastikan wisatawan dapat menikmati pemandangan dengan aman.

Dalam kesempatan tersebut, Raja Antoni turut menanggapi isu pembangunan fasilitas wisata oleh PT Komodo Wildlife Ecotourism (PT KWE).

Ia menegaskan bahwa sampai saat ini belum ada pembangunan yang dimulai, karena masih menunggu proses peninjauan dari UNESCO dan konsultasi publik.

“Kalaupun ada pembangunan, kami pastikan tidak akan merusak lingkungan dan habitat komodo,” katanya.

Sebelumnya, sejumlah warga dan pelaku usaha di Labuan Bajo telah menyuarakan keberatan terhadap rencana pembangunan ratusan vila di Pulau Padar.

Mereka khawatir proyek tersebut akan merusak lingkungan dan mengancam mata pencaharian masyarakat setempat yang bergantung pada sektor pariwisata.

Data Kunjungan Turis

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik NTT, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo terus meningkat dalam lima tahun terakhir:

  • 2019: ± 256.000 kunjungan
  • 2020: ± 88.000 kunjungan (turun drastis akibat pandemi)
  • 2021: ± 125.000 kunjungan
  • 2022: ± 191.000 kunjungan
  • 2023: ± 281.000 kunjungan
  • 2024: ± 325.000 kunjungan

Peningkatan kunjungan ini menunjukkan popularitas kawasan TN Komodo yang kian mendunia, namun sekaligus memunculkan tantangan besar dalam menjaga keseimbangan antara pariwisata dan konservasi.

Editor: Norben Syukur
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS