PARBOABOA, Jakarta - Pengamat tata kota, Nirwono Joga mengingatkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk melakukan pemeliharaan terhadap bangunan hunian tetap (huntap) pascabencana.
Pernyataan Nirwono tersebut merespons realisasi penanganan permukiman pascabencana badai siklon tropis seroja oleh Kementerian PUPR di Desa Saukibe dan Desa Bokong, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Ini harus tetap ada pemeliharaaan huntapnya. Jadi jangan dibiarkan saja, tapi harus dirawat dan dipelihara," katanya kepada PARBOABOA.
Nirwono yang juga Direktur Eksekutif di Pusat Studi Perkotaan Universitas Trisakti ini kembali mengingatkan anggaran yang digunakan untuk satu unit rusus yang dibangun oleh Kementerian PUPR.
"Ini harus ada yang mengawasi ya mata elangnya Kementrian PUPR, karena dugaan saya kebanyakan anggaran dipotong karena melihat ada kesempatan oleh beberapa oknum ya," ungkapnya.
Nirwono berharap Kementerian PUPR bisa membangun lebih banyak perumahan untuk rakyat.
"Saya harap Pak Basuki dan jajarannya bisa membangun lebih banyak perumahan untuk rakyat dari target yang ada. Jangan lupa pemeliharaannya, mohon diingat!" harapnya.
Sebelumnya, Kementerian PUPR telah membangun 124 unit rumah khusus (rusus) dengan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) pada lahan seluas 3,09 hektare di Desa Saukibe dan 45 unit pada lahan seluas 1,3 hektare di Desa Bokong.
Ratusan keluarga di dua desa tersebut kehilangan tempat tinggal akibat badai siklon tropis Seroja, April 2021.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengungkapkan, rehabilitasi dan rekonstruksi pada wilayah terdampak bencana tidak hanya membangun kembali rumah yang rusak, tetapi sebagai upaya untuk membangun kembali permukiman baru yang tangguh terhadap bencana.
"Pendekatannya adalah build back better, tidak sekadar membangun dengan kerentanan yang sama terhadap bencana, tetapi membangun lebih baik dan lebih aman dari sebelumnya,” katanya di Jakarta.
Basuki menyebut, kementeriannya terus mewujudkan hunian layak dengan permukiman yang inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan.
Untuk menambah kenyamanan penghuni, tambah dia, Ditjen Cipta Karya di Kementerian PUPR juga melengkapi prasarana seperti jaringan air bersih dan sanitasi komunal (SPAL-DT), jalan lingkungan dan drainase.
"Termasuk pagar pengaman, sambungan listrik rumah, penerangan jalan umum (PJU), tempat sampah dan fasilitas umum lainnya serta fasilitas sosial seperti balai warga dan sarana peribadatan," tambah Basuki Hadimuljono.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman, Wahyu Kusumosusanto berharap masyarakat terdampak badai siklon seroja dapat menempati hunian tetap dengan aman dan nyaman.
Editor: Kurniati