PARBOABOA, Jakarta - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan terjadi aktivitas berupa gempa letusan atau erupsi dari Gunung Semeru, Jawa Timur sebanyak 21 kali hari ini, Sabtu (25/03/2023).
Adapun gempa letusan ini teramati pada pukul 00.00-06.00 WIB dengan amplitudo 17-22 mm selama 1 menit 15 detik hingga 2 menit 35 detik.
Kemudian, dalam pengamatan yang sama, terekam ada satu kali terjadi gempa harmonik dengan amplitudo 155 mm selama 3 menit 35 detik.
“Dalam seismograf juga terekam terjadi satu kali harmonik dengan amplitudo 155 dan lama gempa 215.” Kata Petugas Pos Pengamat Gunung Api Semeru, Yadi Yuliandi keterangan tertulisnya, Sabtu (25/03/2023).
Selain gempa letusan dan hermonik, Gunung Api Semeru juga mengalami satu kali gempa vulkanik dengan amplitudo 24 mm selama 1 menit 19 detik hingga 1 menit 30 detik, serta dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 10-14 mm selama 32-33 detik.
“2 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 10-14 mm, S-P 32-33 detik dan lama gempa 79-90 detik,” tulis PVMBG.
Yadi mengatakan, jika diamati secara visual Gunung api terlihat jelas. Di mana Asap kawah tidak teramati dan cuaca cerah hingga berawan serta angin yang lemah ke arah selatan dan barat daya.
Pihak PVMBG kemudian merekomendasikan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan dengan radius 13 kilometer dari puncak gunung. Selain itu, warga juga diimbau untuk tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan.
“Berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak,” tulisnya.
Kemudian, Gufron merekomendasikan warga agar tidak melakukan aktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.
Masyarakat sekitar juga diimbau untuk mewaspadai akan adanya potensi awan panas guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai serta anak sungai Besuk Kobokan.
“Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” pungkasnya.