PARBOABOA, Medan – Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan yang cukup besar di sesi perdagangan kedua.
kinerja IHSG yang sempat menyentuh angka 7.275 di sesi perdagangan pertama, mengalami pembalikan arah di sesi perdagangan kedua.
Bahkan, IHSG sempat ditransaksikan di zona negatif, haingga menyentuh level 7.213. Namun, di masa injury time, IHSG kembali berbalik arah dan ditutup menguat 0.45 persen di level 7.253,37.
Investor asing membukukan transaksi beli bersih senilai Rp576 miliar. Beberapa saham di sektor perbankan seperti BBRI, BMRI dan BBCA menjadi motor penggerak pasar yang mendorong penguatan IHSG pada perdagangan hari ini.
Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin mengatakan IHSG sempat terseret arus pelemahan mayoritas bursa di Asia. Di mana indeks bursa Hang Seng memimpin pelemahan pada perdagangan hari ini.
Di sisi lainnya, mata uang Rupiah kembali menguat. Bahkan, Rupiah menjadi mata uang terbaik di Asia.
Mata uang Rupiah pada perdagangan hari ini mampu menekan kinerja US Dollar. Pada sesi penutupan perdagangan, mata uang Rupiah ditutup menguat di level 16.275 per US Dollar.
“Rupiah yang sempat melemah di sesi awal perdagangan mampu berbalik menekan US Dollar. Bahkan Rupiah sempat menguat hingga ke level 16.265 per US Dollar nya,” jelas Gunawan Benjamin pada PARBOABOA, Jumat (05/07/2024).
Sementara itu, harga emas dunia kembali mengalami penguatan ke level 2.364 US Dollar per ons troy.
Kenaikan harga emas dunia yang cukup signifikan dua hari terakhir justru tidak diikuti dengan Rupiah yang menguat terhadap US Dollar.
Hal ini mengakibatkan harga emas bila dihitung dengan menggunakan Rupiah, bertahan di level Rp1.241 juta per gram nya.
Sebelumnya, Gunawan Benjamin menjelaskan, pada perdagangan akhir pekan ini, sejumlah bursa di Asia ditransaksikan beragam.
Sementara data ketenagakerjaan Amerika Serikat yang akan dirilis malam hari, baru dapat direspon para pelaku pasar pada perdagangan Senin mendatang.
“Pasar keuangan pada dasarnya masih diselimuti ketidakpastian, meskipun kinerja pasar keuangan di tanah air terpantau mengalami penguatan,” terang Gunawan Benjamin.
Sementara itu, US Dollar pada perdagangan pagi tadi sempat menguat terhadap mata uang Rupiah.
US Dollar sempat ditransaksikan di level 16.335 terhadap Rupiah. Penguatan mata uang US Dollar pada perdagangan pagi ini lebih dikarenakan sentimen teknikal.
“Karena pada dasarnya, indikator keuangan yang menopang US Dollar juga bergerak stagnan pada perdagangan pagi ini,” kata Gunawan Benjamin.
Menurutnya, pada perdagangan akhir pekan, mata uang Rupiah diperkirakan akan bergerak dalam rentang 16.320 sampai 16.350.
Mata uang Rupiah berpeluang untuk bergerak sideways di tengah minimnya agenda ekonomi yang dirilis pada perdagangan akhir pekan.