parboaboa

Utang Luar Negeri Indonesia Naik, Negara Boros untuk COVID-19 dan Infrastruktur

Rini | Ekonomi | 16-01-2023

Bank Indonesia memastikan utang Indonesia masih dalam keadaan sehat dan terkendali, meskipun jumlahnya meningkat pada November 2022. (Foto: Parboaboa)

PARBOABOA, Jakarta - Pemerintah Indonesia mencatatkan peningkatan utang luar negeri. Per November 2022, angkanya mencapai 392,6 miliar dollar Amerika Serikat, naik dibanding Oktober 2022 sebesar 390,2 miliar dollar Amerika.

Direktur Eksekutif Bank Indonesia, Erwin Haryono mengatakan, jumlah utang Indonesia masih dalam kondisi sehat dan terkendali. “Didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya,” kata Erwin dalam keterangan resminya, Senin (16/01/2023).

Erwin menyatakan sikap optimis meskipun jumlah utang Indonesia meningkat, karena rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tetap terjaga di kisaran 29,7 persen, sedikit meningkat dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya yang sebesar 29,5 persen.

“Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 87,0 persen dari total ULN,” lanjutnya.

Erwin memaparkan, peningkatan jumlah utang luar negeri (ULN) Indonesia per November 2022 didorong penarikan utang pemerintah yang dimanfaatkan untuk membiayai program penanganan COVID-19, dukungan pembangunan infrastruktur, serta beberapa pembangunan program dan proyek lainnya.

Erwin menjelaskan, utang luar negeri pemerintah Indonesia pada November 2022 tercatat 181,6 miliar dollar Amerika Serikat, mengalami kontraksi 10,2 persen secara year on year (yoy).

“Penarikan ULN pada November 2022 masih diutamakan untuk mendukung belanja prioritas pemerintah, termasuk upaya penanganan COVID-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),” ucapnya.

Dukungan ULN Pemerintah dalam memenuhi kebutuhan belanja prioritas hingga bulan November 2022 antara lain mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (24,5 persen dari total ULN Pemerintah), sektor jasa pendidikan (16,5 persen), administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,3 persen), konstruksi (14,2 persen), sektor jasa keuangan dan asuransi (11,5 persen).

Erwin menjelaskan, perkembangan ULN tersebut disebabkan oleh sentimen positif kepercayaan pelaku pasar global, sehingga mendorong investor asing kembali menempatkan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik.

“Posisi ULN Pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN Pemerintah,” paparnya.

Erwin juga memastikan, Bank Indonesia akan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang luar negeri pemerintah secara tepat waktu, meskipun jumlah utang Indonesia mengalami peningkatan pada periode November 2022.

Editor : -

Tag : #bank indonesia    #utang luar negeri    #ekonomi    #utang pemerintah   

BACA JUGA

BERITA TERBARU