PARBOABOA, Pematang Siantar – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan penyakit cacar monyet yang disebabkan oleh virus monkeypox sebagai darurat kesehatan global. Sejak Mei lalu, dilaporkan ada 18 ribu kasus di seluruh dunia.
Walaupun cacar monyet bukanlah penyakit baru seperti virus Covid-19. Penyakit ini diketahui sudah menjadi epidemi di Negara Afrika dan sekitarnya sejak tahun 1970 lalu.
Namun, gejala klinis yang diperlihatkan pada pasin positif monkeypox atau cacar monyet baru-baru ini dan sebelumnya memiliki perbedaan.
Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah virus penyebab cacar monyet ini memiliki kemampuan bermutasi seperti Covid-19 atau virus lainya?
Pada konferensi pers pemaparan tentang perkembangan monkeypox oleh Kementerian Kesehatan beberapa waktu lalu, Robert Sinto, Dokter Penyakit Dalam di RS St. Carolus Salemba, mengatakan bahwa mutasi pada cacar monyet bisa menghasilkan varian baru.
Lebih lanjut, Robert mengatakan, lebih dari 50 ribu titik baru mutasi cacar monyet kemungkinan menjadi varian baru setelah tiga bulan dilaporkan.
"Iya laporan saat ini memang ada titik mutasi baru. Ini jika dibandingkan dengan tahun 2018-2019 ya," ucapnya.
Robert memaparkan, sifat virus ini memang selalu berkembang. Sebagainya sifat utama dari virus adalah mengikuti inangnya untuk bertahan hidup. Maka dari itu, dirinya tak menyangkal bila kemungkinan wabah cacar monyet yang terjadi saat ini disebabkan oleh mutasi baru virus monkeypox.
“Kalau dilihat, kan, ada perbedaan (gejala), bisa jadi yang ini adalah varian baru hasil mutas,” katanya.
Walaupun demikian, Robert mengatakan semua kasus mutasi virus harus ditelusuri melalaui penelitian lebih lanjut.
Sebagai informasi, cacar monyet merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus langka bernama monkeypox. Penyakit ini memicu sejumlah segaja, seperti demam, menggigil, hingga munculnya ruam.
Penyakit ini bisa tertular melali kontak langsung dengan hewan pembawa virus atau sentuhan pasien yang terinfeksi. Virus tersebut juga bisa menular lewat tetesan pernapasan dan caoran orang yang positif cacar monyet.
Hingga saat ini, Indonesia belum menemukan adanya laporan kasus cacar monyet. Namun begitu, IDI sudah memperingati masyarakat untuk tetap waspada, mengingat beberapa negara terdekat seperti Singapura dan Australia sudah melaporkan sejumlah kasus.