PARBOABOA, New York- Invasi Rusia terhadap Ukraina masih berlanjut dan telah memasuki hari kedelapan, Kamis (3/3). Masyarakat Ukraina terus berjuang bersama pasukan militer dalam menghadapi gempuran Rusia.
Akibatnya, banyak korban jiwa yang harus gugur dalam perang ini. Dalam sebuah laporan terbaru, pemerintah Ukraina mengklaim bahwa sebanyak lebih dari 2 ribu warga sipil telah menjadi korban perang.
"Lebih dari 2.000 warga Ukraina tewas, tak termasuk pasukan kami," demikian pernyataan Layanan Darurat Ukraina.
Tak tahan dengan hal itu, PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) pun membuat suatu resolusi guna menghentikan semakin banyak korban jatuh dalam perang antar Rusia dan Ukraina.
Keputusan diambil dalam Sidang Majelis Umum PBB Sesi Khusus Darurat (Emergency Special Session) di New York, Rabu (2/3) waktu setempat. dan ditayangkan langsung di kanal YouTube PBB
Sidang dipimpin oleh Presiden Majelis Umum PBB Abdulla Shahid. Tepuk tangan bergemuruh, terlihat Wakil Tetap Ukraina di PBB Sergiy Kyslytsya berdiri dan bertepuk tangan sedangkan Wakil Tetap Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia terduduk dengan masker turun di bawah bibir.
Karena standing ovation bergemuruh panjang, Abdulla Shahid sempat terhenti sejenak untuk meneruskan kata-katanya, hingga akhirnya dia berhasil menyelesaikan kalimatnya.
"Draf resolusi A/ES-11/L.1 diadopsi," kata Abdulla Shahid seraya mengetuk palu sidang.
Intinya, resolusi tersebut berisi tentang menyesalkan invasi Rusia terhadap Ukraina. Selain itu, PBB juga mengutuk keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menempatkan pasukan nuklirnya dalam posisi siaga.
Mendengar hal itu, sebanyak 141 negara menyetujui resolusi PBB. Namun, ada 5 negara yang menentang resolusi tersebut. Sementara 35 negara lainnya belum memberikan suara.
Dalam layar, terlihat Indonesia menjadi salah satu dari 141 negara yang menyetujui resolusi ini. Dari Asia Tenggara, ada pula Malaysia, Singapura, Timor Leste, Singapura, hingga Thailand yang juga menyetujui resolusi ini. Afghanistan yang kini dipimpin Taliban pun ikut menyetujui resolusi untuk menghentikan invasi Rusia ke Ukraina ini.
Adapun negara yang tidak setuju dengan resolusi ini adalah Rusia, Belarusia, Korea Utara, Suriah, dan Eritrea. Sementara negara-negara yang abstain antara lain China, Bolivia, Iran, Irak, India, Pakistan, Vietnam, hingga Afrika Selatan.
Di lain sisi, Ukraina dan Rusia sepakat untuk kembali menggelar dialog pada hari ini, Kamis (3/3) di perbatasan Polandia-Belarus. Kepala negosiator Rusia, Vladimir Medinsky, mengatakan pembicaraan putaran kedua ini akan mendiskusikan gencatan senjata.
"Delegasi Ukraina telah meninggalkan Kiev. Kami memperkirakan mereka sampai di lokasi pembicaraan besok (Kamis) pagi," kata Medinsky pada Rabu (2/3) seperti dikutip AFP.