PARBOABOA, Jakarta - Menko Polhukam Mahfud MD mengungkapkan, sebanyak 985 tower proyek base transceiver station (BTS) 4G Kemenkominfo ternyata mangkrak.
Proyek yang diinisiasi untuk mendukung akses internet di wilayah tertinggal di Indonesia ini, ternyata sudah tidak sesuai dengan target sejak awal.
Menurut penjelasan Mahfud MD, proyek ini dimulai sejak 2020 dengan total anggaran hingga Rp28 miliar untuk membangun 4.800 tower BTS.
Pembangunan tahap pertama proyek ini dimulai pada 2020 lalu untuk membangun 1.200 tower. Akan tetapi tidak berjalan sesuai dengan target, tidak ada wujudnya hingga akhir tahun 2021. Sehingga jangka waktu pembangunan diperpanjang hingga 2023.
Meski batas waktu pembangunan sudah diperpanjang, target tetap tidak tercapai, hanya 985 tower BTS 4G yang berhasil dibangun.
Namun, Mahfud mengatakan, ketika Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) memeriksa keberadaan tower BTS itu melalui satelit, tidak ada gerakan sinyal dioperasikan.
"Tiang itu dilihat oleh satelit oleh BPKP. Kan hanya ada 985 itu pun semua yang dijadikan sampel tak ada, hanya barang-barang mati. Mangkrak," ujar Mahfud saat ditemui di Hotel Bidakara, Kamis (17/5/2023).
Belakangan, kasus dugaan korupsi di proyek ini mulai mencuat ke publik. Berdasarkan perhitungan BPKB, kasus ini menyebabkan kerugian negara mencapai Rp8 trilun, melebihi setengah dari angggaran yang digelontorkan.
Hasil penyelidikan Kejaksaan Agung, kemudian menyeret sebanyak enam sebagai tersangka, mulai dari Direktur Utama (Dirut) Bakti Kominfo Anang Achmad Latif (AAL), Account Director of Integrated Account Departement PT Huawei Tech Investment, Mukti Ali (MA), Komisaris PT Solitech Media Sinergy, Irwan Hermawan (IH).
Kemudian, Direktur Utama PT Mora Telematika Indonesia, Galubang Menak (GMS), dan Tenaga Ahli Human Development (HUDEV) Universitas Indonesia Tahun 2020, Yohan Suryanto (YS). Hingga yang teranyar menyeret Menkominfo Johnny G Plate.