PARBOABOA, Jakarta - Presiden Partai Buruh sekaligus Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal merencanakan menggelar aksi demo di depan Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu pekan depan, 12 Oktober 2022.
Partai Buruh nantinya akan melibatkan 50.000 orang yang merupakan organisasi kelas pekerja, dan akan mengorganisir aksi besar-besaran serempak di 34 provinsi.
Dalam aksi demo tersebut, para buruh membawa 4 tuntutan. Pertama, menolak kenaikan harga BBM, karena terbukti menurunkan daya beli kaum buruh dan masyarakat kecil. Harga bahan pokok melambung di tengah ancaman upah yang akan kembali tidak naik karena masih menggunakan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2021.
“Inflasi yang terasa bagi kaum buruh adalah 3 komponen. Pertama, kelompok makanan, inflansinya tembus 5 persen. Kedua, transportasi naik 20-25 persen dan ketiga adalah kelompok rumah. Di mana sewa rumah naik 10-12,5 persen,” kata Said dikutip dalam keterangan, Selasa (04/10/2022).
Selanjutnya, buruh menolak pembahasan omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja. Fakta menjelaskan, sejak keputusan Mahkamah Konstitusi yang mengatakan omnibus law inkonstitusional bersyarat dan cacat formil, terbukti tidak ada investasi masuk.
“Pemerintah selalu mengatakan akan masuk sekian triliun. Nyatanya tidak ada. Omnibus law bukan alat untuk menarik investasi, apalagi di tengah ancaman resesi global,” tegasnya.
Kemudian ketiga, para buruh menuntut kenaikan upah minimum tahun 2023 sebesar 13 persen. Menurut Iqbal, sebelum kenaikan BBM, inflasi diperkirakan 4,9 persen. Setelah kenaikan BBM, berdasarkan litbang Partai Buruh, inflasi diperkirakan akan tembus di angka 7-8 persen. Sementara itu, pemerintah menyatakan, inflasi berkisar 6,5-7 persen.
“Kenaikan upah ini sudah diperhitungkan untuk menutup kenaikan inflasi pada kelompok makanan, perumahan, dan transportasi yang naik tinggi,” ujarnya.
Tuntutan keempat, buruh menolak keras kebijakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran di tengah ancaman resesi dunia 2023. Menurut Said Iqbal, seluruh dunia sudah mulai menunjukkan tanda-tanda resesi.
“Para Menteri yang menyatakan ancaman di depan mata adalah provokatif dan menimbulkan monster ketakutan bagi kaum buruh dengan momok monster PHK. Oleh karena itu, partai Buruh mengecam keras kalimat yang pesimis yang bertentangan dengan sikap Presiden Jokowi yang menyuarakan optimisme," pungkasnya.
Editor: -