PARBOABOA, Medan – Israel menyerang beberapa pangkalan militer milik Iran di Kota Isfahan, dengan meluncurkan rudal pada Jumat (19/04/2024) dini hari.
Otoritas Iran menyebutkan terdapat tiga ledakan pada dini hari di dekat Kota Isfahan.
Dilansir dari AFP, Sabtu (20/04/2024) tiga ledakan itu terjadi di dekat pangkalan udara di Isfahan.
Salah satunya di wilayah Ghahjaworstan yang berada di dekat Bandara Isfahan yang juga pangkalan kedelapan Angkatan Udara Iran.
Akibatnya, semua penerbangan menuju Kota Teheran, Isfahan, Shiraz, bandara di Barat, Barat Laut dan Barat Daya, ditutup sementara waktu.
Serangan ini juga membuat Iran langsung mengaktifkan sistem pertahanan udara di beberapa provinsi.
Di sisi lain, sejumlah media lokal di Iran menuliskan bahwa Tel Aviv tidak menargetkan fasilitas nuklir di negara itu.
Namun, hingga saat ini, belum ada laporan lebih lanjut tentang dampak kerusakan maupun korban jiwa dari serangan Israel itu.
Kantor berita Tasnim bahkan menuliskan dari sebuah sumber yang dapat dipercaya, fasilitas nuklir di Provinsi Isfahan sepenuhnya dalam kondisi aman walaupun ada serangan yang dilakukan Israel.
Diketahui, Isfahan dikenal sebagai salah satu kota dengan 13 fasilitas pengembangan nuklir hingga militer. Dari total 21 situs, ada 10 yang masih beroperasi di seluruh wilayah Iran.
Kemampuan militer dan pertahanan Iran diketahui selama ini diketahui banyak berkembang, khususnya sejak pemerintahan dipimpin oleh Ayatollah Khamenei.
Restorasi secara besar-besaran terhadap politik hingga sistem pertahanan Iran telah dilakukan oleh Khamenei.
Bahkan, Teheran yang sebelumnya bekerjasama dalam hal pertahanan dengan beberapa negara Barat, hasilnya juga dikembangkan oleh Khamenei.
Salah satu hasil dari kerjasama antara Iran dengan beberapa negara Barat yang sudah berhasil dikembangkan adalah fasilitas nuklir serta pangkalan-pangkalan militer.
Berdasarkan Global Firepower, kekuatan militer Iran saat ini berada di urutan ke-14 di dunia. Tak main-main, militer Iran memiliki sejumlah sistem pertahanan yang canggih.
Salah satu produk teknologi militernya bahkan saat ini digunakan untuk melindungi fasilitas nuklir milik Iran.
Kota Natanz, Isfahan dan Fordows dilindungi oleh sistem anti-pesawat. Teknologi sistem anti-pesawat ini, disinyalir memiliki kecanggihan kelas dunia.
Bukan hanya sistem pertahanan, tembok yang melapisi fasilitas nuklir di kota-kota ini pun terbuat dari bahan yang tidak mudah hancur.
Sebuah rudal balistik disinyalir tidak mampu menghancurkan tembok yang melindungi fasilitas nuklir ini.
Akan tetapi, hingga saat ini, banyak negara Barat mendorong agar Iran melapor ke Badan Energi Atom Internasional (IAEA) secara berkala. Para negara Barat juga menyoroti fasilitas nuklir di Iran.
Sebagai badan pengawasan, IAEA juga melakukan inspeksi berkala dalam rangka mencegah kemungkinan terjadinya beberapa kejadian yang bisa mengancam keamanan. Fasilitas nuklir milik Iran ini selalu menjadi pantauan komunitas internasional.
Sebelumnya, Ahmad Haghtalab yang merupakan Komandan Senior Garda Revolusi Iran (IRGC) mengatakan bahwa Teheran akan mengkaji ulang penggunaan nuklir sebagai alat pertahanan negara.
Pernyataan ini dikeluarkan setelah ancaman Israel yang dikabarkan akan membalas gempuran Iran pada minggu lalu.
Dikutip dari Reuters, Ahmad Haghtalab menuturkan ancaman rezim Zionis terhadap fasilitas nuklir Iran memungkinkan pihaknya meninjau kembali doktrin nuklir.
Editor: Fika