Kematian Ferel Siahaan meninggalkan kejanggalan bagi keluarga. Pasalnya kasus yang telah bergulir selama tiga bulan ini tidak ada perkembangan. Ayah korban Maurit Siahaan menuntut Polres Siantar serius mengungkap kasus kematian anaknya.
Tewasnya Ferel Siahaan berawal dari sabtu (20/3) dini hari, Ferel mengendarai sepeda motor Honda Scoopy warna merah dikejar oleh personil Sat Reskim polres Pematangsiantar. Lantaran diduga melakukan pencurian sepeda motor Honda Scoopy bernomor polisi BK 4670 milik korban Ahmad Arbai warga Dusun Suka Mulia, Nagori Pinang Ratus, Kecamatan Jorlang Hataran, Kabupaten Simalungun, yang dilaporkan hilang pada senin (15/03).
Ketika pengejaran Fereel kemudian tancap gas sepeda motor yang dikendarai ke Jalan Bendungan, Kelurahan Aek Nauli, Kecamatan Siantar Selatan. Namun diserempet mobil petugas, kemudian terjatuh. Setelah terjatuh dari sepeda motornya, Ferrel Cristiano terus berusaha melarikan diri melompat ke sungai aliran Sungai Bah Bolon. Terakhir Ferel Cristiano Siahaan ditemukan oleh pedagang rujak yang hendak buang air di aliran sungai, sudah tewas pada 20/3 sekitar pukul 08.00 Wib.
Namun ayah korban menemukan kejanggalan atas kematian Ferel dan melaporkan dugaan pembunuhan yang terjadi pada anaknya. Laporan tersebut diterima Polres Siantar dengan nomor STTLP/99/III/2021 tertanggal 24 Maret 2021. Petugas yang berusaha melakukan penangkapan lebih dari 2 mobil sambil meneriaki jambret. Yang mengundang warga berdatangan. Namun saat korban melompat ke sungai petugas tidak melakukan pengejaran. Ayah korban juga menduga telah terjadi tindak penganiaayaan hingga putranya meningal dunia.
Terkait mobil yang digunakan personil untuk meringkus Ferrel, dikatakan Reinhard Sinaga, bahwa mobil warna hitam dengan nomor polisi BK 1029 WP tersebut adalah mobil pinjaman, dan mobil ini juga yang dipakai untuk menabrak Ferrel Cristian Siahaan. Namun sampai sekarang 3 bulan setelah pelaporan tidak ada perkembangan kasus yang semakin mengundang kecurigaan keluarga korban. “Saya melihat polisi tidak serius. Sebelum ada kasus pembunuhan salah satu owner media online dan pembakaran rumah salah satu jurnalis, kasus anak saya ini lebih dulu masuk laporannya” ujar Maurit seperti yang dikutip dari Gemainvestigasi, (06/07).