parboaboa

Mungkinkah Indonesia Alami Resesi Ekonomi?

Gregorius Agung | Ekonomi | 31-05-2024

Ekonom senior, Faisal Basri. (Foto: PARBOABOA/Rian)

PARBOABOA, Jakarta - Kondisi memburuknya ekonomi Indonesia atau yang sering disebut resesi bukan sesuatu yang mustahil.

Ekonom senior, Faisal Basri memprediksi, resesi bisa saja terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama kalau pemerintahan baru nanti meneruskan keburukan rezim sekarang.

Faisal mewanti-wanti presiden terpilih, Prabowo Subianto agar bisa membaca kemungkinan tersebut sejak dini. Tetapi kalau dia ngotot meneruskan legasi buruk Jokowi, ekonomi dalam negeri sulit membaik. 

"Ya, kalau Prabowo mau menerima kegagalan Jokowi diwariskan ke dia. Kegagalan yang diwariskan itu mempercepat langkah kita ke jurang," kata Faisal dalam diskusi publik, 'Alarm Krisis: Ekonomi Kita Rentan' di Gedung Komunitas Utan Kayu, Matraman Jakarta Timur, Kamis (30/5/2024).

Mantan pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) ini merinci beberapa kebijakan Jokowi di sektor pembangunan yang menurutnya merusak tatanan dan masa depan ekonomi Indonesia.

Antara lain, yaitu pembangunan IKN, proyek kereta cepat dan jalan tol yang dilakukan secara ngebut-ngebutan serta pengurasan anggaran BUMN secara besar-besaran.

Kata dia, andai Prabowo meneruskan semua ini, resesi atau kehancuran ekonomi Indonesia akan semakin nyata.  

"IKN malah dia kebut, kereta cepat dia perpanjang sampai Surabaya, jalan tol dibikin, dan dia peras BUMN semua," tegas Faisal mengacu  pada kebijakan-kebijakan Jokowi.

Tetapi kalau Prabowo ingin menjadi pahlawan, hal-hal buruk tersebut di atas harus ditinggalkan. 

Selain itu, ia harus menegakan keadilan ekonomi dengan memastikan pemerintah pusat tidak mencaplok dan mengakumulasi kekayaan masyarakat lokal di daerah-daerah.

Prabowo, kata Faisal harus mulai sadar bahwa selama ini desa dan daerah-daerah di luar jawa 'dihisap' kekayaannya oleh pusat. Di Jakarta, misalnya. Masyarakat boleh berbangga karena punya MRT, lRT dan Trans Jakarta tetapi semua dibikin karena 'menghisap daerah.'

"Everything kita punya, emang dari mana? Hisap daerah," kata Faisal.

Ia mencontohkan, bagaimana tembaga, besi dan baja diambil dari Papua, Kalimantan dan dari daerah-daerah lain tetapi masyarakat setempat tidak mendapatkan apa-apa.

Akibatnya, demikian tegas Faisal, kesenjangan ekonomi antara pusat dan daerah semakin melebar.

"Kalau di sini kita nggak punya mobil nggak ada masalah. Nggak punya motor nggak ada masalah. Tetapi mereka wajib punya kendaraan," pungkasnya.

Situasi ini diperparah dengan ditariknya kewenangan-kewangan strategis daerah ke pusat, seperti perizinan dan lain-lainnya.
Faisal berkata, kalau terus dibiarkan, kondisi ini membuat masyarakat semakin marah.

"Mereka demo dengan ritual adat, panglima perangnya udah turun," kata Faisal yang mengaku menyaksikan sendiri kemarahan masyarakat di daerah. 

Namun demikian, dibalik banyak kritik Faisal kepada pemerintahan Jokowi-Maruf, ia tetap mengapresiasi karena berhasil menjaga inflasi sebesar 3 persen.

Pada era pemerintahan presiden sebelumnya kata dia, inflasi selalu bertengger di angka belasan persen. "Harga-harga paling stabil zaman Jokowi, sepanjang sejarah," tutup Faizal.

Sebelumnya pada Februari lalu, Presiden Jokowi mengatakan kemungkinan Indonesia alami resesi sangat kecil.

Dibandingkan dengan negara-negara lain juga, resiko akibat resesi relatif kecil.

Ia menyebut negara seperti Jerman yang angka probabilitasnya menembus angka 72 persen, Uni Eropa 60 persen dan AS 40 persen.

"Probabilitas Indonesia masih di angka 1,5 persen. Ini yang harus dijaga," tegas dia.

Sementara itu, di tengah krisis dunia yang bertubi-tubi akibat ketidakpastian ekonomi yang sulit dikalkulasi, perekonomian Indonesia cukup kokoh.

"Kalau di G20 masuk 3 besar ekonomi yang kondisi growth dan pertumbuhan ekonominya baik," katanya.

Namun begitu, ia menyampaikan agar tetap waspada, karena ke depan kompetisi global semakin kompleks - seiring dengan itu akan sulit diprediksi, "arahnya ke mana," kata Jokowi.   

Editor : Gregorius Agung

Tag : #Resesi Ekonomi    #Jokowi    #Ekonomi    #Prabowo    #Ekonomi Indonesia   

BACA JUGA

BERITA TERBARU