PARBOABOA, Ukraina - Ketegangan antara Rusia dan Ukraina masih saja belum mereda dan semakin mengkhawatirkan akan terjadinya perang antara negara bertetangga tersebut. Dimana Rusia semakin menumpuk tentaranya di dekat perbatasan kedua negara.
Meski Rusia membantah akan melakukan serangan ke Ukraina, Amerika Serikat menilai jika penyerangan mungkin saja terjadi kapan pun, termasuk saat pelaksanaan Olimpiade Musim Dingin Beijing yang berlangsung bulan ini.
Atas kekhawatiran akan terjadinya perang, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken telah mengeluarkan himbauan agar warga negaranya yang masih berada di Ukraina segera meninggalkan negara tersebut.
"Kita berada dalam jendela waktu di mana invasi bisa dimulai kapan saja, dan lebih jelasnya, itu termasuk saat Olimpiade," ungkap Blinken, dikutip dari AFP, Sabtu (12/2).
Imbauan Antony Blinken ini juga senada dengan pernyataan dari Presiden Amerika Joe Biden yang meminta warga AS meninggalkan Ukraina karena situasi di negara tersebut dapat menggila dengan cepat.
"Kita bukan sedang berhadapan dengan organisasi teroris. Kita berhadapan dengan salah satu pasukan terbesar di dunia. Ini situasi yang sangat berbeda dan bisa menggila dengan cepat," tutur Biden, dikutip dari CNN.
Saat ini diperkirakan sudah ada lebih dari 100 ribu pasukan Rusia yang berada di tiga titik perbatasan dengan Ukraina yakni Crimea, Rusia bagian barat dan Belarusia. Selain pasukan, sejumlah senjata pendukung perang juga telah disiagakan Rusia seperti tank.
Setelah meningkatnya ketegangan ini, Ukraina juga telah mendapat bantuan senjata perang dari sejumlah negara seperti dari Amerika, Denmark, hingga Inggris. Warga Ukraina juga telah bersiap untuk angkat senjata jika Rusia benar-benar menyerang negara mereka.
Ketegangan kedua negara ini semoga saja tidak berakhir dengan perang dan seluruh permasalahan dapat diselesaikan secara diplomatik tanpa adu kekuatan.