PARBOABOA, Jakarta - Rutinitas yang sama dan terus berulang setiap hari pasti akan menimbulkan kelelahan hingga stres bagi fisik dan mental.
Dengan banyaknya kesibukan tersebut, kita perlu sesekali meluangkan waktu sendirian dan menjauh sejenak dari aktivitas rutin, yang sering disebut sebagai “me time”.
Tentunya, aktivitas me time harus menyenangkan untuk diri sendiri agar mood kembali bahagia.
Psikolog asal India, Sahana S, menuliskan lima aktivitas me time yang dapat membantu menjaga kesehatan mental di situs Healthshots.
1. Aktivitas Fisik
Melakukan aktivitas yang melibatkan fisik setidaknya tiga kali dalam seminggu sangat dianjurkan untuk menjaga kesehatan tubuh dan pikiran.
Aktivitas fisik ini bisa beragam bentuknya, mulai dari olahraga ringan seperti berjalan kaki hingga latihan intensif seperti angkat beban atau lari.
Bergabung dengan gym, kelas yoga, atau zumba merupakan salah satu cara efektif untuk berolahraga secara rutin.
Aktivitas-aktivitas ini tidak hanya membantu menjaga kebugaran fisik, tetapi juga bisa menghasilkan endorfin, yaitu hormon yang dapat menenangkan pikiran dan memberikan perasaan bahagia.
Hormon endorfin ini sangat bermanfaat terutama selama masa-masa stres, karena dapat membantu mengurangi ketegangan dan meningkatkan suasana hati.
Selain manfaat untuk kesehatan mental, olahraga juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan fisik.
Rutin berolahraga dapat membantu meningkatkan kekuatan otot, fleksibilitas, dan stamina.
Selain itu, olahraga juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, membantu menjaga berat badan ideal, dan mengurangi risiko penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung.
Olahraga bisa dilakukan kapan saja sesuai dengan kenyamanan dan jadwal masing-masing.
Yang terpenting adalah konsistensi dalam berolahraga untuk mendapatkan manfaat optimal bagi tubuh dan pikiran.
2. Menulis Jurnal
Menulis jurnal adalah sebuah proses yang melibatkan penyaluran pikiran dan perasaan kita ke dalam bentuk tulisan.
Dengan mencatat pemikiran dan pengalaman sehari-hari, kita dapat lebih memahami diri sendiri dan melakukan introspeksi.
Ini bukan sekadar aktivitas rutin, tetapi juga sebuah alat untuk mengenal diri lebih dalam.
Melalui menulis, kita dapat melihat situasi dari sudut pandang yang berbeda. Ini bisa sangat membantu dalam mengatasi situasi yang menimbulkan stres.
Saat kita menuliskan masalah atau kekhawatiran, kita bisa merasakan kelegaan dan mendapatkan perspektif baru yang mungkin tidak terlihat sebelumnya.
Menulis bisa menjadi jembatan untuk menemukan solusi atau setidaknya memberikan ketenangan pikiran.
Manfaat menulis jurnal sangat beragam. Salah satu manfaat utamanya adalah kita bisa lebih memahami perasaan dan emosi kita sendiri.
Dengan mengekspresikan apa yang kita rasakan dalam kata-kata, kita dapat mengidentifikasi pola emosi, mengenali pemicu stres, dan menemukan cara yang lebih baik untuk mengelola perasaan kita.
Menulis jurnal juga bisa menjadi bentuk terapi diri, di mana kita membebaskan pikiran dari beban yang mengganggu dan menciptakan ruang untuk refleksi dan pertumbuhan pribadi.
3. Keluar dari Zona Nyaman
Rutinitas yang berulang dan monoton sering kali menyebabkan perasaan frustrasi, keraguan diri, dan kelelahan mental serta fisik.
Ketika kita terus-menerus melakukan hal yang sama setiap hari tanpa variasi, kita bisa merasa terjebak dan tidak termotivasi.
Salah satu cara paling efektif untuk mengatasi masalah ini adalah dengan berani keluar dari zona nyaman kita.
Zona nyaman adalah keadaan di mana kita merasa aman dan nyaman, tetapi sering kali juga membatasi pertumbuhan dan perkembangan pribadi kita.
Kita dapat beristirahat dan meluangkan waktu untuk menikmati berbagai aktivitas yang menyenangkan di luar rutinitas sehari-hari.
Aktivitas yang bisa dicoba bisa bergabung dengan kelas dan mempelajari sesuatu yang baru, pergi sendiri, berwisata alam dan biasanya akan menemukan sesuatu yang berbeda.
Keluar dari zona nyaman tidak selalu mudah, tetapi manfaatnya sangat besar.
Dengan mencoba hal-hal baru dan mengambil risiko yang terukur, kita bisa menemukan kegembiraan dan kepuasan yang tidak pernah kita rasakan sebelumnya.
Pengalaman baru ini dapat membuka peluang dan perspektif baru, serta membantu kita tumbuh dan berkembang sebagai individu.Top of FormBottom of Form
4. Curhat kepada Orang Terdekat
Waktu untuk diri sendiri (me time) tidak selalu harus dihabiskan dengan melakukan segala sesuatu sendirian.
Sebagai makhluk sosial, manusia berusaha menjalin hubungan baik dengan orang lain, dan hal ini juga bisa dianggap sebagai bagian dari "me time" yang berkualitas.
Misalnya, berbagi cerita dengan orang yang kita sayangi dapat menjadi sumber dukungan emosional yang penting untuk meningkatkan kesehatan mental kita.
Menjaga hubungan baik bukan hanya tentang memberi bantuan kepada orang lain.
Meminta bantuan dari orang lain juga dapat mempererat hubungan tersebut dan memberikan perasaan lega bagi hati dan pikiran kita.
Penting untuk memastikan interaksi ini terjadi secara langsung dan tatap muka, bukan hanya melalui komunikasi virtual, agar hubungan tersebut menjadi lebih kuat dan bermakna.
5. Bersyukur
Ketika masalah datang menimpa kita, sering kali kita merasa bahwa dunia menjadi tempat yang penuh dengan kesedihan dan kekecewaan.
Pada saat-saat seperti itu, kita cenderung terfokus pada hal-hal negatif yang terjadi, sehingga melupakan kebaikan-kebaikan kecil yang kita alami setiap hari.
Misalnya, senyum dari orang yang kita sayangi, keberhasilan kecil di tempat kerja, atau bahkan cuaca yang cerah.
Semua ini adalah momen-momen yang sebenarnya bisa memberikan kebahagiaan dan rasa syukur.
Padahal, penting bagi kita untuk selalu mengingat dan menghargai semua kebaikan yang telah terjadi dalam hidup kita.
Mengingat momen-momen positif ini dapat membantu kita mengubah perspektif, sehingga kita tidak terperangkap dalam perasaan negatif dan stres.
Selain itu, dengan mengingat kebaikan, kita juga belajar untuk lebih menghargai hidup dan segala sesuatu yang kita miliki.
Oleh karena itu, jangan lupa untuk selalu merasa bersyukur setiap hari. Rasa syukur tidak hanya membantu menjaga kesehatan mental, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
Editor: Norben Syukur