Pengamat: Pakan dan El Nino Sebabkan Harga Ayam Potong di Medan Naik, Bobby Klaim Tak Berani Kasih Solusi

Harga ayam potong di pasar tradisional di Kota Medan, Sumatra Utara meroket.(Foto: PARBOABOA/Ilham Pradilla)

PARBOABOA, Medan - Pengamat Ekonomi dari Universitas Islam Sumatra Utara, Gunawan Benyamin menilai ada beberapa faktor yang membuat harga ayam potong mengalami kenaikan, beberapa waktu terakhir.

Pertama, kata dia, harga pakan ayam yang belum kembali normal sejak Ramadan.

Menurut Gunawan, saat Ramadan dan Idulfitri lalu, peternak mengira permintaan daging ayam di pasar akan tinggi, sehingga pengusaha maupun peternak ayam ingin untuk menaikkan harga ayam potong.

"Pengusaha ini overestimate terlalu yakin di bulan  Ramadan itu akan ada konsumsi protein dari daging ayam yang tinggi. Nyatanya permintaan malah menurun," katanya saat dihubungi Parboaboa lewat telepon seluler.

Saat ini harga ayam potong di sejumlah pasar tradisional di Kota Medan berkisar di angka Rp40 ribu hingga Rp45 ribu per kilogram.

Gunawan menjelaskan, saat Ramadan, masyarakat lebih menahan belanjanya, termasuk belanja pangan daging ayam potong. Sehingga, lanjutnya, peternak dan pengusaha ayam potong terpaksa menurunkan harganya .

"Hasil studi saya, masyarakat rem (mengurangi) belanja,” katanya.

“Sehingga harganya murah, sempat Rp22 ribu per kilogram. Paling murah di Ramadan kemarin," tambah Gunawan.

Meski harga ayam potong turun, namun, lanjut Gunawan, harga pakan ayam seperti jagung sudah lebih dahulu naik dari harga normalnya, sehingga banyak pengusaha yang merugi.

"Di Ramadan, harga pakan (makanan ayam) khususnya jagung sudah naik Rp5.800 per kilogram dari sebelumnya Rp4.700  per kilogram. Jadi kenaikannya tinggi. Begitu selesai Ramadan, banyak perusahaan yang merugi," jelas dia.

Kemudian setelah Ramadan, pengusaha menyusun kembali strateginya dengan menyesuaikan harga jual dengan harga produksi agar tidak lagi merugi.

Padahal, dengan konsep seperti itu, harga ayam potong malah meroket dan menurunkan daya beli masyarakat.

"Kalau harga Rp40 ribu per kilogram sudah kemahalan banget menurut saya, karena idealnya itu Rp35 ribu per kilogram itu paling mahal,” ungkap Gunawan.

Faktor kedua, kata Gunawan, yaitu perubahan cuaca yang bisa mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan ayam.

"Ditambah lagi fenomena El Nino. Kita sedang memasuki bukan kemarau. Jadi hasil studi saya ke peternak, kondisi kandang ayam yang terbuka jika kena panas dan hujan, maka produksi bisa turun 9 persen dari kondisi normal. Ini bisa memicu penurunan stok,” jelasnya.

Belum Ada Solusi dari Pemko Medan

Sementara itu, Wali Kota Medan, Bobby Afif Nasution mengaku belum bisa memberikan solusi terkait tingginya harga ayam potong di sejumlah pasar tradisional di kota itu.

Bobby mengaku masih mempelajari masalah yang mempengaruhi kenaikan harga ayam potong di pasaran.

“Saya tidak berani jawab kendalanya gimana atau solusinya seperti apa. Nanti akan saya pelajari setelah ini dan saya panggil nanti direktur PD Pasar dan ketahan pangan. Kita lihat dulu persoalannya, nanti kita temukan solusinya," janjinya.

Sebelumnya, salah seorang pedagang ayam potong di Pasar Pajak Kampung Lalang, Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan menyebut, kenaikan harga ayam potong berlangsung lebih dari dua pekan.

"Sudah dua minggu terakhir ini naiknya bang dan masalahnya naik terus setiap harinya," katanya, Senin (5/6/2023) Siang.

Reza menjelaskan, sebelumnya harga ayam potong berkisar Rp24 ribu hingga Rp26 ribu per kilogramnya. Atau naik sekitar Rp13 ribu hingga Rp16 ribu untuk satu kilogram ayam potong.

Reza mengungkapkan, ia dan beberapa pedagang ayam di Pasar Kampung Lalang Medan menjual ayam potong sekitar Rp37 ribu hingga Rp40 ribu per kilogramnya.

Meski begitu, masih banyak masyarakat dan pedagang kaki lima di Kota Medan yang enggan membeli ayam potong.

Tingginya kenaikan harga ayam potong juga berimbas pada ayam potong tua yang biasa digunakan untuk campuran menggiling bakso.

Harga ayam potong untuk gilingan bakso itu mencapai hingga Rp46 ribu per kilogram, jauh dari harga normal yang hanya Rp29 ribu hingga Rp32 ribu per kilogram.

"Jauh kali bang naiknya. Ampun kita. Kasihan sama pedagang kaki lima yang jualan, mereka yang paling terjepit dalam kondisi ini. Kita kasihan sama mereka yang jualan bakso keliling bang, mau berapa lagi mereka jual ke masyarakat belum lagi kebutuhan di dapur," kata Reza.

Editor: Kurnia Ismain
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS