PARBOABOA – Belakangan ini, sifat dan sikap manusia semakin beragam. Salah satu yang kerap menjadi perbincangan adalah playing victim.
Entah itu yang dilakukan oleh orang-orang di sekitar rumah maupun dalam lingkup dunia kerja.
Mereka yang berperilaku playing victim akan bertindak seolah-olah menjadi orang paling menderita.
Padahal sebenarnya, dialah orang yang memancing suatu permasalahan terlebih dahulu.
Sebelum mulai menuduh orang lain, coba dicek terlebih dahulu. Jangan-jangan, selama ini kalian juga suka playing victim?
Yuk, cari tahu selengkapnya tentang pengertian playing victim dan tanda-tandanya. Cek di bawah ini, ya!
Apa Itu Playing Victim?
Playing victim disebut juga dengan istilah victim mentality.
Melansir dari Public Library of Science, playing victim terjadi ketika seseorang melemparkan kesalahan kepada orang lain, meski kesalahan tersebut adalah perbuatannya sendiri.
Pelaku playing victim biasanya dilakukan oleh orang yang tidak ingin bertanggung jawab karena sudah melakukan kesalahan tersebut.
Pada kondisi ini, pelakunya seakan memosisikan diri sebagai korban yang tidak mendapatkan keadilan.
Singkatnya, playing victim adalah sebuah cara menghindari masalah yang diperbuat diri sendiri dengan melemparkan tanggung jawab kepada orang lain.
Di saat yang sama, orang yang telah berbuat salah (pelaku) akan memosisikan diri sebagai korban.
Playing victim sering terjadi di dalam hubungan, pertemanan, keluarga, pekerjaan, hingga pernikahan.
Dalam sebuah hubungan, sudah sepatutnya segala beban dan tanggung jawab dipikul bersama.
Kalau ada salah satu yang playing victim, berarti dia melimpahkan beban dan tanggung jawab tersebut kepada pasangannya.
Tanda-Tanda Playing Victim
Penelitian Organizational Dynamics menjelaskan bahwa victim mentality sangat sulit untuk ditangani.
Biasanya, mereka memiliki pandangan yang berbeda mengenai kehidupan.
Hal tersebut karena orang dengan kebiasaan playing victim percaya bahwa mereka tak memiliki kontrol terhadap hal-hal yang terjadi dalam kehidupannya.
Tak hanya itu, orang dengan kondisi mental tersebut pun memiliki tingkat tanggung jawab yang sangat rendah.
berikut adalah tanda-tanda playing victim yang biasanya dilakukan oleh pelaku:
1. Menghindari Tanggung Jawab
Vicki Botnick, terapis pernikahan dan keluarga di California, mengatakan bahwa salah satu tanda playing victim adalah mereka selalu menghindari tanggung jawab.
Botnick menjelaskan, orang dengan victim mentality atau playing victim sangatlah sulit untuk diberikan tanggung jawab. Mereka pun sangat tidak bisa dipercaya.
Sikap yang sering kali mereka tunjukkan, meliputi:
Selalu menyalahkan orang lain
Membuat alasan
Tidak ingin dibebani tanggung jawab
Selalu bereaksi "ini bukan salah saya" pada setiap permasalahan yang ada
Seperti yang sudah diketahui, hal buruk akan selalu terjadi di dalam kehidupan.
Ketika seseorang terus-menerus merasakan kesulitan dalam hidupnya, secara konstan, dari waktu ke waktu, dirinya bisa memulai percaya bahwa dunia tidak menginginkannya.
2. Hanya Fokus pada Masalah, Bukan Solusi
Tidak semua situasi negatif adalah kondisi yang benar-benar tak bisa dikendalikan.
Jika dilihat lebih dekat, setidaknya akan ada celah untuk mencari solusi dalam sebuah permasalahan.
Ketika bisa melihat celah yang ada, hal tersebut adalah sebuah tindakan yang membuat kalian menjadi sosok lebih baik.
Orang-orang yang sering melakukan playing victim adalah mereka yang menunjukkan sedikit ketertarikan dalam membuat perubahan positif.
Orang dengan victim mentality bahkan akan menolak untuk dibantu dan lebih suka mengasihani diri mereka sendiri.
Memang, menghabiskan sedikit waktu untuk bersedih dan mengasihani diri sendiri bukanlah hal yang sepenuhnya tidak sehat.
Faktanya, tindakan tersebut bisa membantu anda dalam memproses emosi yang menyakitkan.
Namun, mengasihani diri tidak bisa dilakukan secara terus-menerus. Harus ada waktu berhenti, agar kalian bisa bangkit dari keterpurukan.
Baca Juga: Profil dan Biodata Lengkap Boris Bokir, Komika yang Banyak Membintangi Film
3. Selalu Merasa Lemah
Jangan sampai salah, orang yang playing victim bisa saja menunjukkan sandiwara di hadapan orang lain.
Hal inilah yang membuat orang lain mudah percaya dan jadinya ikut terbawa 'sandiwara' orang playing victim tersebut.
Banyak orang yang merasa sebagai korban percaya bahwa mereka tak punya kekuatan untuk mengubah situasi yang ada.
Namun sayang, kehidupan kadang terus-terusan membawa mereka ke dalam masalah.
Dan dari kacamata mereka, mereka tak bisa melakukan apapun untuk sukses atau bahkan keluar dari jerat masalah yang menghadapi.
4. Selalu Beranggapan Hal Buruk akan Terjadi pada Diri Mereka
Orang-orang yang playing victim adalah mereka yang selalu beranggapan bahwa hal buruk akan selalu terjadi pada mereka.
Mereka yang sering melakukan victim mentality biasanya akan selalu percaya dengan kalimat di bawah ini:
"Semua hal buruk akan selalu datang menghampiri saya."
"Saya nggak bisa keluar dari masalah ini, kenapa harus mencoba?"
"Saya pantas menerima hal-hal buruk yang terjadi di hidup ini."
"Tak ada yang peduli dengan saya."
Kesulitan yang hadir terus menerus biasanya akan menghasilkan monolog di dalam diri,
Kondisi ini akan membuat orang-orang tersebut memiliki banyak pikiran yang lebih negatif.
5. Tidak Percaya Diri
Dilansir dari Healthline, salah satu tanda lain playing victim adalah rasa percaya diri yang rendah.
Mereka selalu melihat diri mereka sebagai korban dan tak memiliki keberanian dan bahkan kepercayaan diri yang kuat.
Hal ini biasanya akan membuat orang-orang dengan victim mentality jadi lebih buruk.
Mereka bisa saja berpikir, "saya tidak cukup pintar untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik" atau, "saya tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk sukses."
Perspektif ini akan membuat mereka enggan untuk mengembangkan kemampuan atau mengidentifikasi kekuatan baru untuk mendapatkan hal yang diinginkan.
Mereka yang selalu berusaha dengan keras untuk mewujudkan cita-cita dan gagal juga bisa membuat orang tersebut merasa sebagai korban dari kehidupan.
Hal itu khususnya jika pikiran sudah dipenuhi oleh hal yang negatif dan bercampur dengan ketidakpercayaan diri.
Pada akhirnya, orang-orang tersebut sulit untuk melihat kemungkinan atau kesempatan yang sebenarnya ada di depan mata.
Baca Juga: Arti dari Kata Segede Gaban Beserta dengan Makna dan Asal Usulnya
6. Frustrasi dan Marah
Apakah ada seseorang di sekitar yang mudah emosi dan mudah terpancing amarah?
Bisa saja ia memiliki ciri-ciri dari sikap yang kurang baik ini, lho.
Hal yang paling terlihat dari tanda-tanda playing victim adalah emosional yang bergejolak.
Mereka yang selalu merasa diri mereka adalah korban seringkali merasa:
Frustrasi dan marah pada dunia yang sepertinya selalu bertentangan dengan keinginan mereka
Tidak ada harapan mengenai kehidupan yang tidak juga berubah
Merasa tersakiti ketika orang yang mereka pedulikan tidak memedulikan mereka
Marah ketika ada orang lain yang terlihat bahagia dan sukses
7. Egois
Playing victim dalam hubungan juga bisa terjadi, lho.
Sebab, bagaimanapun juga, memiliki tanggung jawab yang sama besarnya dalam menjalani sebuah hubungan.
Jika ada suatu kondisi buruk terjadi, anda dan pasangan sama-sama punya andil dalam keadaan tersebut.
Tak ada yang benar dan tak ada yang salah.
Sebab, jika kalian berdua bisa bekerja sama sepatutnya kesalahan itu tidak terjadi.
Tapi untuk membuat keadaan lebih baik, tak ada salahnya saling mengucapkan maaf sebagai bentuk empati dan rasa tanggung jawab.
Nah, seseorang yang playing victim biasanya tidak mau minta maaf untuk alasan apa pun.
8. Selalu Menganggap Disudutkan
Setiap orang pasti ingin saling berbagi cerita, keluh kesah, berdiskusi dengan pasangannya.
Dan setiap kali menyampaikan sesuatu tentang apa yang terjadi dalam hubungan kalian.
Pasangan selalu menganggap bahwa kalian sedang menyudutkannya.
Pasangan seperti tidak menyadari bahwa sikapnya itulah yang sebenarnya menyudutkan.
Ketika tidak cepat diatasi, perasaan di atas bisa berubah menjadi:
Kemarahan yang meledak-ledak
Depresi
Mengisolasi atau mengurung diri
Selalu merasa kesepian
Padahal, niat bercerita dengannya adalah untuk menemukan solusi bersama, agar hubungan kembali hangat dan membahagiakan satu sama lain.
Emosi di atas bisa sangat dirasakan dan berlipat ganda pada orang-orang yang selalu percaya diri mereka adalah korban dari ketidakadilan.
9. Sering Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Seseorang yang berperilaku playing victim sering bergumul dengan kebiasaan membandingkan diri sendiri dengan orang lain secara negatif.
Padahal, pada dasarnya setiap manusia memiliki kekurangan dalam beberapa hal dibandingkan dengan orang lain.
Sehingga seseorang yang selalu playing victim akan selalu mudah untuk terlibat dalam perilaku atau pemikiran ini.
Untuk mengatasinya, orang dengan perilaku tersebut perlu mengubah sudut pandang dalam melihat kehidupan.
Melansir dari Life Hack, mereka harus mengakui bahwa mereka masihlah memiliki sifat-sifat yang baik dan berhak merasakan hak istimewa.
Dengan mengatasinya secara tepat, maka hal tersebut dapat membantu kesehatan mental mereka secara keseluruhan.
Penyebab Playing Victim
Pada sebagian kasus, orang yang sering melakukan playing victim adalah mereka yang sering kali merasa putus asa.
Hal yang bisa membuat mereka memiliki victim mentality adalah karena mereka mengalami beragam kondisi sulit dari waktu ke waktu.
Ketidakmampuan diri untuk keluar dari kondisi sulit bisa membuat mereka terpuruk dalam perasaan yang membuat mereka merasa sebagai korban secara terus menerus.
Ada beberapa penyebab seseorang melakukan playing victim, seperti:
1. Trauma di Masa Lalu
Peristiwa masa lalu yang menyisakan trauma bisa menyebabkan munculnya perilaku playing victim.
Meskipun begitu, tidak semua orang yang mengalami trauma dapat memiliki perilaku ini.
Rasa sakit atas masalah secara emosional dapat membuat seseorang menjadi tidak berdaya dan memilih untuk menyerah dengan keadaan.
2. Mencari Keuntungan dengan Menjadi Korban
Victim mentality bisa saja muncul saat merasa nyaman dengan keuntungan yang didapat dengan menjadi korban.
Beberapa keuntungan yang mungkin bisa diperoleh dari memosisikan diri sebagai korban, yaitu:
Bisa memainkan drama
Dapat terhindar dari kemarahan
Orang lain merasa terdorong untuk memberi bantuan
Tidak perlu bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan
3. Pernah Menjadi Korban Pengkhianatan
Victim mentality bisa saja muncul saat kalian menjadi korban pengkhianatan, terlebih apabila dilakukan secara berulang.
Kondisi tersebut dapat membuat diri sendiri merasa seperti korban serta kehilangan rasa percaya kepada orang lain.
Untuk mengusut perilaku tersebut,kalian perlu mencari tahu riwayat orang yang 'bermain' sebagai korban.
4. Penyebab Lainnya
Selain hal di atas, ada pula hal lain yang dapat menjadi penyebab playing victim. Apa saja?
Ketergantungan
Bentuk manipulasi
Memiliki kecenderungan untuk menghancurkan diri sendiri
Memiliki dendam terhadap orang yang sukses
Berhadapan dengan orang yang sedang melakukan playing victim dapat memberikan tantangan tersendiri.
Namun, perlu diketahui bahwa perilaku tersebut juga bisa dilakukan ketika seseorang ingin menghindari amarah atau mendapatkan hal yang diinginkan dengan cara licik.
Jadi, hal terbaik ketika menghadapi seseorang yang kerap melakukan playing victim adalah dengan mencari tahu alasan mereka melakukan hal tersebut.
Penting juga untuk tidak langsung menghakimi dan menerapkan batasan yang jelas.
Dengan memperhatikan hal tersebut, diharapkan kalian tidak akan terjebak di dalam 'lingkaran' manipulasi orang-orang yang hobi melakukan playing victim.