parboaboa

Dinamika Sektor Ekonomi Indonesia, Tantangan dan Solusi di 2024

Wenti Ayu | Ekonomi | 23-01-2024

Diskusi CORE Economic Outlook 2024. (Foto: PARBOABOA/Wenti Ayu)

PARBOABOA, Jakarta - Perekonomian global di tahun ini masih mencerminkan tingkat ketidakpastian yang perlu diwaspadai.

Menurut Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi global memproyeksikan perlambatan dari 2,6% pada 2023 menjadi 2,4% pada 2024. 

Sementara Dana Moneter Internasional (IMF) dalam laporan World Economic Outlook (WEO) Oktober 2023 memprediksi penurunan pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,9% pada 2024 dari sebelumnya 3%.

Terdapat dua faktor utama dari situasi global yang diperkirakan akan berpengaruh pada perekonomian Indonesia tahun ini. 

Pertama, pelemahan pertumbuhan ekonomi China sebagai mitra dagang utama Indonesia. Kedua, penurunan tren harga komoditas dari Indonesia.

Pelemahan ekonomi China dan penurunan harga komoditas ini diperkirakan akan merugikan kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Meskipun demikian, Indonesia kini terus merencanakan fokus pada sektor-sektor tertentu sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi di 2024 yang diprediksi berada di kisaran 4,9-5%.

Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal, menyampaikan terdapat 5 sektor yang menjadi pendorong utama, yaitu sektor industri pengolahan, pertanian, perdagangan, pertambangan, dan konstruksi.

“Industri pengolahan, pertanian, perdagangan, pertambangan, dan konstruksi menjadi sektor-sektor terbesar yang membentuk dua pertiga dari ekonomi kita,” ujar Faisal, dalam diskusi CORE Economic Outlook 2024, Selasa (23/1/2024).

Faisal menjelaskan bahwa dari kelima sektor tersebut, sektor perdagangan mengalami penurunan, sementara sektor lainnya masih cukup kuat, terutama pertanian, pertambangan, dan manufaktur.

"Meskipun begitu, dari kelima sektor tersebut, sektor lainnya masih cukup tangguh," ungkap Faisal.

Lebih lanjut, Faisal tetap optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus bertumbuh. Sebab, perekonomian Indonesia terus mencatatkan angka yang positif secara kuartalan. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada kuartal III-2023 tumbuh mencapai 4,94% secara tahunan. Pertumbuhan ini didorong oleh sektor transportasi dan pergudangan yang tumbuh 14,74 persen, jasa lainnya 11,14 persen, dan akomodasi makanan minuman 10,90 persen.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi berdasarkan pengeluaran pada kuartal III-2023, didorong oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 5,06%, PMTB 5,77%, dan konsumsi LNPRT 6,21%.

Menurut Faisal, pertumbuhan investasi Indonesia pada 2024 masih cukup stabil, terutama didorong oleh investasi di sektor hilirisasi pertambangan yang masih dianggap dapat mendukung pertumbuhan ekonomi.

Pengeluaran terkait kontestasi politik, termasuk Pemilihan Presiden (Pilpres), Pemilihan Legislatif (Pileg), dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), diperkirakan akan meningkat tahun ini dan memberikan dampak positif terhadap konsumsi domestik.

Selain itu, tingkat inflasi yang diperkirakan berada dalam kisaran 2 persen sampai 3 persen diyakini tidak akan menghambat laju konsumsi, kecuali terjadi lonjakan inflasi pada komponen makanan yang bersifat volatil.

Faisal menambahkan, dampak dari beberapa insentif fiskal pemerintah dan peningkatan anggaran bantuan sosial (bansos) juga diharapkan akan memberikan kontribusi positif pada pertumbuhan konsumsi. 

"Ini akan menjadi salah satu penyeimbang terhadap pelemahan ekonomi global pada tahun 2024," tutup Faisal.

Editor : Wenti Ayu

Tag : #pertumbuhan ekonomi    #sektor ekonomi    #ekonomi    #inflasi    #core   

BACA JUGA

BERITA TERBARU