PARBOABOA, Jakarta - Pembangunan Sodetan Ciliwung yang menelan anggaran Rp1,2 triliun akhirnya selesai setelah mangkrak selama 6 tahun.
Proyek yang menjadi salah satu program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menangani banjir ini diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (31/07/2023).
Menurut Jokowi, permasalahan terkait Sodetan Ciliwung ini berlangsung hampir 11 tahun.
"Urusan Sodetan Ciliwung ini sudah bertahun-tahun, sudah hampir 11 tahun, dan hari ini alhamdulillah selesai. Ini bisa menyelesaikan paling tidak enam kelurahan enggak banjir lagi," kata Jokowi saat peresmian.
Kepala Negara yakin, selesainya proyek sodetan Ciliwung mampu mengentaskan permasalahan banjir di Jakarta yang bersumber dari aliran Sungai Ciliwung, atau sekira 62 persen dari persoalan banjir di Jakarta.
"Artinya masih ada PR (pekerjaan rumah) 38 persen. Ini yang harus dikerjakan bersama-sama Kementerian PUPR dan Pemprov DKI Jakarta," kata Jokowi.
Ia mengungkapkan, permasalahan banjir di DKI Jakarta bukan hanya bersumber dari Sungai Ciliwung, tapi dari belasan sungai lain di sekitar ibu kota seperti Sungai Sunter, Sungai Cipinang, Sungai Baru Barat, Sungai Baru Timur dan Sungai Pesanggrahan yang turut berkontribusi menyumbang persoalan banjir Jakarta.
"Belum kita ngurusi yang namanya banjir rob yang naik ke daratan DKI Jakarta. Sekali lagi, penanganan banjir Jakarta ini harus dilakukan dari hulu sampai hilir secara komprehensif," kata Jokowi.
Terkait penanganan Sungai Ciliwung, lanjut Jokowi, pemerintah telah menyelesaikannya dari hulu, yakni Bendungan Ciawi dan Sukamahi di Kabupaten Bogor dan hilirnya yakni sodetan Ciliwung di wilayah DKI Jakarta.
"Sekali lagi harus dikerjakan bersama-sama Kementerian PUPR dengan pemerintah provinsi DKI Jakarta, bersama sama. Ini persoalan yang sangat kompleks dan tidak mudah," kata Jokowi.
Sementara Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono menjelaskan, perbaikan Sodetan Ciliwung ini merupakan inisiasi Presiden Jokowi pada tahun 2012, saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Hanya saja, proyek tersebut sempat berhenti pengerjaannya karena persoalan pembebasan lahan di 2015 dan kembali dilanjutkan di 2021.
Heru berharap selesainya proyek ini, banjir di ibu kota, terutama di Jakarta Utara dan sekitarnya dapat teratasi.
"Termasuk di Kampung Melayu, Bidara Cina, Manggarai dan seterusnya," harap dia.
Pembangunan Sodetan Ciliwung ini berupa terowongan sepanjang 1.268 meter dengan dua jalur pipa masing-masing berdiameter 3,5 meter. Dua pipa itu berfungsi mengalirkan sebagian debit banjir dari Sungai Ciliwung menuju Kanal Banjir Timur dan Kali Cipinang.
Proyek Sodetan Sungai Ciliwung merupakan bagian dari rencana induk sistem pengendalian banjir (flood control) Ibu Kota Jakarta dari hulu hingga hilir.
Proyek ini juga menjadi salah satu proyek penanganan banjir di Ibu Kota, khususnya di wilayah Jakarta Utara.
Respons Masyarakat Sekitar Kali Ciliwung
Salah seorang masyarakat, Rahmat (66) menyatakan terima kasihnya karena pemerintah telah menyelesaikan proyek Sodetan Ciliwung.
"Alhamdulillah ya terima kasih kepada Pak Presiden Jokowi dan Penjabat Gubernur DKI Jakarta sudah meresmikan sodetan Ciliwung. Sekarang saya tidak was-was lagi kalau hujan mengguyur, jadi tidak takut kebanjiran," katanya kepada PARBOABOA.
Senada dengan Rahmat, Taufik Hidayat yang telah tinggal lebih kurang 9,5 tahun di bantaran Sodetan Ciliwung mengaku tenang jika hujan deras mengguyur Jakarta.
"Saya tinggal di sini sudah 9,5 tahun ya. Sekarang kita masyarakat di Jakarta Timur sudah jelas merasa aman dan nyaman menghadapi banjir yang sering mengguyur," ungkapnya.
Pandangan Pengamat Lingkungan
Sementara itu, Pengamat ekosistem dan lingkungan hidup, Ari Sumarto Taslim menilai, Sungai Ciliwung dahulunya merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat. Apalagi dahulu, banyak warga Bogor menyusuri sungai Ciliwung hingga Pasar Minggu untuk menjual bambu mereka.
"Jika kita melihat foto-foto zaman dahulu banyak yang kagum akan Sungai Ciliwung yang menjadi alat transportasi warga dari Bogor ke Jakarta dengan aliran sungainya," katanya saat dihubungi PARBOABOA, Senin (31/07/2023).
Menurutnya, saat ini tingkat pencemaran di Sungai Ciliwung sangat parah. Ia mencontohkan pencemaran akibat limbah pemukiman, pabrik, rumah sakit dan lainnya.
"Tingkat pencemaran sungai Ciliwung saat ini parah, harusnya kita berkaca bagaimana negara-negara dunia memperlakukan sungainya dengan perawatan maksimal serta aturan yang ketat hingga terjaga sungainya. Kita ingin Sungai Ciliwung kembali lestari," ungkap Ari Sumarto.
Dengan selesainya proyek Sodetan Ciliwung, Ari berharap wajah Sungai Ciliwung ke depan bisa berubah bersih dan bebas dari pencemaran.
"Saya ucapkan terima kasih kepada Pj Gubernur dan Presiden Jokowi sudah meresmikan Sodetan Ciliwung, karena kalau melihat Ridwan Kamil sudah mencoba di sungai Saluran Kalimalang yang merubah wajah sungai itu seperti di Korea. Ini patut ditiru," katanya.
Ari Sumarto Taslim juga minta warga Jakarta membantu Pemprov DKI mengubah wajah sungai Ciliwung yang tadinya kumuh bisa lestari dan menjadi kebanggaan warga.
"Bersama kita bisa untuk mewujudkan keinginan Pak Heru dalam menjaga Sungai Ciliwung dan ikut membantu dengan jangan membuang sampah langsung ke sungai namun ke tempat sampah yang tersedia," jelasnya
"Sebagai manusia harusnya berterima kasih kepada bumi tempat kita tinggal dan kewajiban kitalah yang menjaganya, kalau tidak dijaga, alam bisa marah akan terjadi bencana alam seperti banjir, longsor dan lainnya," imbuh Ari Sumarto Taslim.