PARBOABOA, Jakarta – Adanya pejabat sekelas menteri dalam kabinet yang ikut berbisnis PCR selama pandemi Covid-19 membuat berbgai kalangan elit dan juga masyarakat merasa geram. Mayarakat menganggap seorang pejabat tinggi negara tidak seharusnya berbisnis dengan rakyatnya.
Ramai dalam pemberitaan desakan kepada Presiden Joko Widodo untuk memecat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan investasi Republik Indonesia (Menkomarinvest) Luhut Binsar Pandjaitan.
Usulan pemecatan ini muncul usai Luhut Binsar Pandjaitan ramai diberitakan terlibat dalam bisnis tes PCR. Bahkan tagar #PecatLuhut sendiri telah menduduki jajaran trending di platform media sosial Twitter.
Menanggapi hal tersebut, politikus PKS, Refrizal turut menyoroti banyaknya desakan kepada Presiden Jokowi agar memecat (Menkomarinvest) Luhut Binsar Pandjaitan. Dia turut menyetujui usulan tersebut dan meminta agar Luhut dipecat dari jabatannya sesegera mungkin.
"Saya SETUJU dipecat secepatnya...," ujarnya, dalam cuitan di akun Twitter pribadinya @refrizalskb. Namun, Anggota Komisi XI DPR RI itu menyangsikan sikap Jokowi untuk memecat sang menteri.
"Apakah Jokowi BERANI? #PecatLuhut," katanya menambahkan di akun twitternya.
Luhut Binsar Pandjaitan ramai diberitakan dan dikaitkan dengan bisnis PCR. Keterlibatan Luhut Pandjaitan didasari atas saham yang dimilikinya di PT Toba Bumi Energi dan PT Toba Sejahtera. Dimana kedua PT tersebut mengantongi 242 lembar saham di PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) yang bergerak dalam pelayanan tes PCR, Swab Antigen dan lainnya.
Tudingan tersebut datang dari mantan direktur YLBHI Agustinus Edy Kristanto melalui unggahan di sosial media yang menyebutkan bahwa ada sejumlah menteri dan konglomerat yang berhubungan dengan PT GSI.
Terkait tudingan bahwa Luhut Binsar Pandjaitan terlibat dalam bisnis tes PCR yang memberatkan rakyat, Menko Marves itu telah membantahnya dan menegaskan bahwa dirinya tidak mengambil untung pribadi dari kebijakan tes PCR.
"Teman-teman dan seluruh masyarakat Indonesia yang saya cintai. Saya ingin menegaskan beberapa hal lewat tulisan ini. Yang pertama, saya tidak pernah sedikit pun mengambil keuntungan pribadi dari bisnis yang dijalankan PT Genomik Solidaritas Indonesia," tegasnya lewat unggahan di akun Instagram @luhut.pandjaitan, pada Kamis (4/11/2021).
Luhut lalu menerangkan bahwa GSI sendiri tidak bertujuan untuk mencari profit bagi para pemegang sahamnya. Sementara itu, lanjutnya, partisipasi Toba Bumi Energi merupakan wujud dari bantuan yang diinisiasi oleh Grup Andika, Andaro, Northstar, dan lain sebagainya.
"Partisipasi yang diberikan melalui Toba Bumi Energi merupakan wujud bantuan yang diinisiasi oleh rekan-rekan saya dari Grup Indika, Adaro, Northstar, dan lain-lain yang sepakat bersama-sama membantu penyediaan fasilitas tes Covid-19 dengan kapasitas yang besar. Bantuan melalui perusahaan tersebut merupakan upaya keterbukaan yang dilakukan sejak awal," terangnya.