Tari Bungong Jeumpa: Sejarah, Gerakan, Pola lantai, Fungsi, dan Maknanya

Tari Bungong Jeumpa (Foto: Pinterest/RomaDecade)

PARBOABOA - Tari Bungong Jeumpa adalah tarian tradisional yang berasal dari daerah Nanggroe Aceh Darussalam, Provinsi Aceh, yang terletak di ujung barat Pulau Sumatra.

Tarian ini tidak hanya menjadi bagian integral dari budaya Aceh, tetapi juga telah menjadi salah satu lambang kebudayaan Indonesia yang memilki makna mendalam.

Karya seni tradisional ini menggambarkan pesona perempuan dengan gerakan lemah gemulai yang menghipnotis mata penonton. Setiap gerakan, jingkat, putaran, dan ayunan selendang memancarkan pesona yang memikat.

Dalam bahasa Aceh, "Bungong Jeumpa" berarti bunga cempaka, dan bunga ini menjadi simbol keindahan yang mekar dalam tarian ini.

Tarian ini diciptakan untuk memperingati momen-momen penting dalam kehidupan masyarakat Aceh, seperti pernikahan, upacara adat, atau acara kebudayaan. Karena itulah, tarian ini sering dianggap sebagai ekspresi perayaan dan kebahagiaan.

Dalam artikel ini, Parboaboa akan mengulas tentang asal usul tari Bungong Jeumpa, gerakan, pola lantai, fungsi, dan maknanya. Daripada penasaran, yuk simak ulasannya secara lengkap di bawah ini.

Sejarah Tari Bungong Jeumpa dari Aceh

Pola Lantai Tari Bungong Jeumpa (Foto: Pinterest/@RomaDecade)

Menurut buku Rangkuman Materi: Kelas 4 SD Tematik Kurikulum 2013 Revisi, oleh Soal Tematik, Bungong Jeumpa adalah merupakan salah satu lagu yang sangat terkenal di Nanggroe Aceh Darussalam digunakan dalam tarian, juga memiliki makna yang mendalam.

Bungong Jeumpa sendiri merujuk pada bunga cempaka, diambil dari sebuah nama kerajaan yang pernah berjaya di Aceh, yaitu Kerajaan Jeumpa.

Kerajaan Jeumpa diketahui telah ada sejak abad ke-7 Masehi, sebagai lambang Aceh, bunga cempaka dan sejarah Kerajaan Jeumpa memberikan makna dan identitas yang kuat bagi tarian Bungong Jeumpa sebagai bagian tak terpisahkan dari budaya dan warisan Aceh.

Tarian ini memiliki popularitas yang tinggi di kerajaan Aceh dan sering ditampilkan dalam berbagai acara resmi kerajaan.

Dalam tarian Bungong Jeumpa, penari wanita mengenakan pakaian tradisional Aceh yang disebut "baju kurung.”

Mereka juga menggunakan selendang yang dikenakan di kepala dan sebuah keris di pinggang. Gerakan tarian ini menggambarkan kelembutan dan keanggunan wanita Aceh, dengan perpaduan gerakan lembut dan lincah.

Pada masa tersebut, Raja Aceh sangat meyakini bahwa tarian ini memiliki kemampuan untuk membawa keberuntungan besar bagi kerajaannya.

Gerakan Tari Bungong Jeumpa

Makna Tari Bungong Jeumpa (Foto: Tangkapan layar YouTube SD Muthadin TV)

Tari Bungong Cempaka memiliki berbagai gerakan yang khas dan menggambarkan keindahan serta kelembutan perempuan Aceh.

Selain itu, formasi tari Bungong Jeumpa biasanya dilakukan secara berkelompok, terdiri dari dua gerakan inti, gerakan berdiri dan duduk.

Dilansir dari buku Rangkuman Materi: Kelas 4 SD Tematik Kurikulum 2013 Revisi, oleh Soal Tematikm berikut gerakan Tari Bungong Jeumpa:

1. Gerak Pancat

Gerakan Pancat dalam tarian Bungong jeumpa menggambarkan kesiapan penari dengan mengharuskan telapak tangan kanan dan kiri untuk bertemu seperti dalam posisi orang yang sedang bertapa, sambil berdiri dan berjalan di tempat sesuai dengan irama musik yang mengiringi.

2. Gerak Mandhak

Salah satu gerakan tarian Bungong Jeumpa adalah gerakan mandhak yang dimana melibatkan gerakan tangan yang saling bergantian. Pada awalnya, tangan kanan berdiri sementara tangan kiri memegang siku. Kemudian, kedua tangan bergantian, tangan kiri berdiri sambil tangan kanan memegang siku.

Selama gerakan tari Bungong Jeumpa ini, jari-jari tangan melakukan gerakan yang menyerupai memetik jari. Selain itu, posisi tubuh juga melakukan gerakan mendhak, yaitu berdiri merendah dengan lekukan lutut, dengan melakukan gerakan ke kanan sebanyak dua kali dan ke kiri sebanyak dua kali.

3. Gerak Ngrayung

Dalam gerakan Tarian ini, terdapat sebuah bentuk tangan yang disebut Ngrayung. Ngrayung adalah bentuk tangan di mana ibu jari menempel pada telapak tangan dan empat jari lainnya merapat. Tangan ini dapat menghadap ke atas atau ke bawah, sementara tubuh penari melakukan gerakan ke kanan sebanyak dua kali dan ke kiri sebanyak dua kali.

4. Gerak Lutut

Tari ini memerlukan gerakan keajegan dan ketahanan yang disebut Lutut. Pada gerakan ini, kedua tangan membentuk lingkaran yang menyerupai bulan, sementara kaki melakukan gerakan jalan di tempat. Selain itu, menggambarkan kelembutan dan keindahan, serta menuntut kelincahan dan kestabilan tubuh penari.

5. Gerak Wirasa

Gerak Wirasa yang melibatkan kedua tangan diletakkan di bahu, kemudian diluruskan ke depan diikuti dengan perlahan menurunkan posisi. Gerakan ini dilakukan dengan menyelaraskan irama musik dan disertai dengan ungkapan perasaan yang disebut Wirasa. Gerakan tersebut menambah keanggunan dan ekspresi dalam tarian tersebut.

6. Gerak Pandeleng

Gerakan tari ini dilakukan dengan tangan kanan memegang bahu kiri, dan tangan kiri bergantian memegang pinggang sebelah kanan. Gerakan ini disertai dengan perubahan arah pandangan mata penari.

Setelah itu, ada penyesuaian gerakan kepala, badan, dan kaki yang disebut Pandeleng. Pada hitungan terakhir, penari secara perlahan menurunkan posisi tubuhnya untuk duduk.

7. Gerak Solah

Gerakan Solah melibatkan kedua tangan yang bertepuk ke depan, atas, dan dada. Setiap penari harus sensitif terhadap iringan musik atau perpindahan yang disebut Solah. 

Setelah itu, kedua tangan bertepuk, lalu tangan kanan berdiri tegak sementara tangan kiri berada di bawah tangan kanan. Tangan membentuk sudut siku-siku dan mengadopsi posisi yang disebut Ngrayung. Gerakan ini memberikan sentuhan ekspresif dan menyempurnakan keanggunan dalam tarian tersebut.

8. Gerakan Penutup

Dalam tarian Bungong Jeumpa, setiap gerakan penutup diakhiri dengan gerakan tangan yang kembali ke posisi seperti ketika orang sedang bertapa.

Pola Lantai Tari Bungong Jeumpa

Gerakan Tari Bungong Jeumpa (Foto: Pinterest/@mugiwarapichd.blogspot)

Melalui buku Seri Dendang Kencana: Menjadi Guru Tari, menjelaskan bahwa tarian khas Bungong Jeumpa memiliki pola lantai yang mencakup pola horizontal, diagonal (menyudut), lingkaran, dan zigzag.

Pola lantai garis lurus memberikan kesan sederhana namun kuat, dengan garis horizontal memberikan kesan istirahat dan garis vertikal memberikan kesan keseimbangan dan ketenangan.

Berikut adalah pola lantai dalam tarian bungong jeumpa yang perlu diketahui di bawah ini.

1. Pola Lantai Bentuk Horizontal

Pola lantai bentuk horizontal termasuk formasi tari Bungong Jeumpa yang mana dalam pola tersebut penari-penari harus melangkah ke arah kanan atau kiri untuk membentuk garis horizontal yang terbentang di atas lantai.

2. Pola Lantai Bentuk Diagonal

Dalam pola lantai bentuk diagonal, penari-penari melakukan gerakan langkah menyudut, baik ke arah kiri maupun ke arah kanan. Pola ini menambah variasi dalam tarian Bungong Jeumpa dan menciptakan garis diagonal yang memberikan kesan dinamis dan artistik.

3. Pola Lantai Bentuk Melingkar

Pada tarian Bungong Jeumpa terdapat pola lantai berbentuk melingkar, yang dimana penari-penari bergerak dan mengubah langkah kakinya untuk membentuk lingkaran. Gerakan mereka mengikuti pola melingkar yang terbentuk, menambahkan elemen visual dan dinamika dalam tarian.

4. Pola Lantai Bentuk Vertikal

Dalam tarian Bungong Jeumpa pola lantai bentuk vertikal, penari bergerak dengan langka-langkah ke depan atau ke belakang, membentuk garis vertikal yang menjulang tinggi. Pola ini berbeda dengan pola horizontal yang mengutamakan gerakan ke kanan atau ke kiri.

Fungsi Tari Bungong Jeumpa

Fungsi tari Bungong Jeumpa (Fungsi: pinterest/@RomaDecade) 

Bungong Jeumpa tidak hanya terbatas pada lagu dan tarian, tetapi juga melambangkan semangat dan keindahan tanah Aceh.

Tarian ini sering dikaitkan dengan keberadaan Kerajaan Jeumpa, yang menambah nilai historis dan budaya dalam ekspresi seni tersebut.

Dikutip dari laman Kementerian Keuangan, fungsi musik dalam pertunjukan tari Bungong Jeumpa, antara lain:

  1. Mengisahkan semangat juang masyarakat Aceh dalam perjuangan hidup mereka. Melalui gerakan dan ekspresi dalam tarian ini, tari ini menjadi medium untuk menggambarkan semangat dan ketahanan masyarakat Aceh dalam menghadapi tantangan dan perjuangan hidup.
  2. Menjadi sarana promosi budaya bagi masyarakat Aceh. Tarian Bungong Jeumpa merupakan bagian penting dari warisan budaya Aceh yang unik. Dengan gerakan tari yang sarat filosofi, kostum daerah yang khas, serta penggunaan berbagai properti yang digunakan dalam pertunjukan, tarian ini mempromosikan kekayaan budaya Aceh kepada masyarakat luas.
  3. Menjaga tradisi dalam berbagai acara adat seperti pernikahan, khitan, dan acara-acara lainnya. Tarian Bungong Jeumpa menjadi bagian integral dari tradisi dan adat di Aceh.

Dalam perayaan-perayaan seperti pernikahan, khitan (sunnah circumcision), dan berbagai acara adat lainnya, Tari sering dipertunjukkan sebagai wujud penghormatan terhadap tradisi dan warisan budaya Aceh.

Makna Tari Bungong Jeumpa

Dilansir dari laman Kemenkeu, Tarian Bungong Jeumpa tidak hanya sekadar pertunjukan seni tari, tetapi juga mengandung makna budaya dan filosofis yang dalam.

Berikut ini beberapa makna umum yang terkait dengan tarian ini adalah:

1. Semangat dan Keindahan Aceh

Tarian ini menggambarkan semangat tinggi masyarakat Aceh dalam menghadapi perjuangan hidup, sambil memperlihatkan keindahan alam Aceh yang subur dan mempesona.

2. Pertunjukan Identitas Budaya

Bungong Jeumpa merupakan simbol identitas budaya Aceh. Melalui gerakan tarian, kostum, dan properti yang unik, tari ini mempromosikan kekayaan budaya Aceh kepada masyarakat lokal dan dunia.

3. Penyampaian Filosofi

Gerakan tarian, termasuk gerakan tangan, kaki, dan badan, memiliki filosofi tersendiri yang menggambarkan hubungan antara manusia dan alam. Misalnya, gerakan yang mencerminkan bunga jeumpa atau cempaka menciptakan ikatan antara masyarakat Aceh dengan alam sekitarnya. 

Tari Bungong Jeumpa adalah salah satu aset budaya yang mempesona dari Aceh. Keindahannya tidak hanya terletak pada gerakan yang anggun tetapi juga pada makna dan pesan yang disampaikannya.

Dengan upaya yang berkelanjutan dalam melestarikan dan mempromosikan tarian ini, kita dapat memastikan bahwa tarian tradisional ini akan terus mempesona dan menginspirasi generasi mendatang. Teruslah menjaga warisan budaya ini agar tetap berbunga dan memikat mata dunia.

Editor: Sari
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS