Transformasi ke Satusehat, Saat PeduliLindungi Disusupi Judi Online

Aplikasi Satusehat Pengganti Aplikasi Pedulilindungi. (Foto: Instagram/@satusehat)

PARBOABOA, Jakarta - Situs web PeduliLindungi.id, yang dulu menjadi garda depan digital Indonesia dalam memerangi pandemi, kini resmi ditutup oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) setelah terpapar konten judi online.

Di tengah kekhawatiran publik, pemerintah menegaskan komitmennya untuk menjaga keamanan ruang digital, sembari mengarahkan layanan kesehatan ke platform baru yang lebih terintegrasi: SatuSehat.

Diketahui, pada Kamis, 22 Mei 2025, Komdigi mengambil langkah tegas dengan menutup akses ke situs PeduliLindungi.id.

Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital, Alexander Sabar, menyebut keputusan itu sebagai bentuk perlindungan terhadap masyarakat dari konten ilegal, khususnya perjudian online, yang secara mengejutkan muncul di dalam situs tersebut.

Verifikasi atas laporan masyarakat yang disertai tautan dan tangkapan layar menunjukkan bahwa situs PeduliLindungi.id telah mengalami defacement, atau peretasan yang mengubah tampilan halaman menjadi sarana promosi judi daring.

Situasi ini tentu mengkhawatirkan, terutama karena situs tersebut pernah menjadi bagian penting dari penanganan pandemi COVID-19 di bawah naungan Kementerian Kesehatan.

PeduliLindungi ke SatuSehat

Namun, insiden ini tidak serta-merta mengganggu layanan kesehatan digital nasional. Pasalnya, sejak 2023, seluruh sistem PeduliLindungi telah sepenuhnya dialihkan ke platform baru bernama SatuSehat, dengan domain resmi satusehat.kemkes.go.id.

Kini, masyarakat juga dapat mengakses layanan tersebut melalui aplikasi SatuSehat Mobile di App Store dan Play Store.

Alexander menyatakan bahwa PeduliLindungi.id sendiri sudah tidak lagi aktif digunakan dan tidak berada dalam kendali operasional Kemenkes.

Ia mengimbau masyarakat untuk melaporkan setiap aktivitas digital mencurigakan melalui aduankonten.id sebagai upaya kolektif menjaga ruang digital yang sehat dan tepercaya.

Transformasi digital sektor kesehatan memang telah lama direncanakan.

Wakil Menteri Kesehatan, Prof. Dr. Dante Saksono Harbuwono, menjelaskan bahwa kehadiran SatuSehat mampu merampingkan sistem pelaporan yang semula dilakukan lewat lebih dari 400 aplikasi menjadi hanya delapan.

Penyederhanaan ini bukan hanya efisien, tetapi juga merupakan langkah strategis menuju integrasi data rekam medis nasional di bawah Indonesia Health Services (IHS).

Melalui aplikasi SatuSehat, seluruh data kesehatan pasien yang sebelumnya tersebar di berbagai rumah sakit, klinik, laboratorium, hingga apotek, kini dapat diakses dalam satu platform.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan, aplikasi ini memungkinkan masyarakat untuk tidak lagi harus membawa dokumen hasil lab atau pemeriksaan medis ke fasilitas kesehatan lain—semuanya sudah terekam secara elektronik.

Platform ini juga jelasnya, mengintegrasikan berbagai data penting seperti pencatatan penyakit tuberkulosis, kematian ibu dan anak, imunisasi, hingga data pengendalian penyakit dan lingkungan.

“Bahkan, ke depan, data dari SatuSehat juga akan tersambung ke sistem BPJS Kesehatan,” terang Sadikin.

Target Menyeluruh

Integrasi data dalam SatuSehat dibagi ke dalam lima fase, mencakup informasi dasar seperti data pasien dan diagnosis, hingga data lanjutan seperti observasi radiologi dan alergi.

Targetnya, seluruh data medis penting akan masuk ke dalam standar resume medis IHS. Berikut sejumlah fakta menarik tentang aplikasi SatuSehat.

Pertama, solusi digital untuk tenaga kesehatan. Bagi tenaga medis, aplikasi ini menjadi solusi atas tumpukan pekerjaan administratif yang dulu harus dilakukan secara manual dan berulang.

Kini, satu kali input data ke SatuSehat sudah cukup untuk menjangkau berbagai sistem kesehatan digital lain yang telah disesuaikan dengan standar Kemenkes.

Kedua, telah diuji dan siap digunakan secara nasional. Sebelum resmi digunakan, aplikasi ini telah melewati uji coba ketat.

Sekitar 41 rumah sakit di Jakarta dan sejumlah institusi lainnya sudah menguji versi alfa dan beta SatuSehat.

Hingga akhir 2022, Kemenkes menargetkan 8.000 fasilitas kesehatan telah bergabung, dan tahun 2023 menjadi tonggak integrasi menyeluruh.

Kini, aplikasi ini dapat digunakan di berbagai fasilitas kesehatan, mulai dari rumah sakit pemerintah, Puskesmas, Posyandu, hingga apotek.

Ini menjadi bukti nyata bahwa transformasi digital di bidang kesehatan telah memasuki fase yang lebih matang.

Ketiga, keamanan data jadi prioritas. Dengan semua data sensitif masyarakat tersimpan dalam satu aplikasi, keamanan tentu menjadi perhatian utama.

Kemenkes telah bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk memastikan sistem SatuSehat aman dari ancaman siber.

Aplikasi ini pun sudah terdaftar resmi sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) di Kemenkominfo, menjamin kepatuhannya terhadap regulasi perlindungan data.

Editor: Norben Syukur
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS