PARBOABOA, Jakarta – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan per tanggal 3 November 2022 tercatat sebanyak 323 kasus gagal ginjal akut dengan 190 anak diantaranya meninggal dunia.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) M Syahril mengatakan, sebanyak 323 kasus gagal ginjal akut tersebar di 28 provinsi dengan DKI Jakarta menjadi penyumbang terbanyak kasus gagal ginjal, lalu disusul oleh Jawa Barat, Aceh, Jawa Timur, hingga Sumatera Barat.
"Saat ini sudah ada 28 provinsi dengan 323 kasus. Dari 28 provinsi ada yang dirawat 34 terbanyak Jakarta, Jawa Barat, dan Aceh. Kemudian yang meninggal 190 dan sembuh 99," ujar Syahril dalam keterangan pers secara daring, Jumat (04/11/2022).
Syahril kemudian merinci jumlah kasus yang berada di DKI Jakarta, Jawa Barat, Aceh, Jawa Timur dan Sumatera Barat. Berikut rinciannya:
DKI Jakarta
- Jumlah Kasus: 82 kasus
- Dalam Perawatan: 10 orang
- Sembuh: 28 orang
- Meninggal: 44 orang
Jawa Barat
- Jumlah Kasus: 41 kasus
- Dalam Perawatan: 5 orang
- Sembuh:13 orang
- Meninggal: 23 orang
Aceh
- Jumlah Kasus: 32 kasus
- Dalam Perawatan: 2 orang
- Sembuh: 6 orang
- Meninggal: 24 orang
Jawa Timur
- Jumlah Kasus: 26 kasus
- Dalam Perawatan: 3 orang
- Sembuh: 9 orang
- Meninggal: 14 orang
Sumatera Barat
- Jumlah Kasus: 21 kasus
- Dalam Perawatan: 5 orang
- Sembuh: 6 orang
- Meninggal: 10 orang
Ia juga mengungkapkan, kasus gagal ginjal akut pada anak di Indonesia mulai terpantau naik pada akhir Agustus 2022. Kemudian, kasus gagal ginjal terus naik selama September dan Oktober 2022.
Oleh karena itu, Kemenkes bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), rumah sakit (RS), apoteker hingga toksikolog melakukan serangkaian investigasi.
"Kita lakukan pemeriksaan patogenik, apakah ada bakteri, virus atau parasit. Kita juga periksa darah dan urine pasien anak," jelas Syahril.
"Setelah kita lakukan pemeriksaan itu, kita mengerucut itu ditemukan zat-zat yang selama ini kita bahas ramai, yakni etilen glikol dan dietilen glikol," imbuhnya.
Kemudian Syahril menambahkan, penyebab gangguan ginjal akut ada beberapa faktor. Diantaranya ada yang dikarenakan infeksi, dehidrasi, perdarahan, penyakit lain, kongenital, dan keracunan. “Nah keracunan itu bisa karena makanan, minuman dan juga karena obat-obatan,” pungkasnya.