PARBOABOA, Jakarta – Sebanyak 12 kecamatan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dinyatakan terdampak pasca gempa yang terjadi pada Senin (21/11/2022).
Berdasarkan data yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Selasa (22/11/2022) petang, jumlah tersebut bertambah 2 kecamatan yang sebelumnya hanya 10 wilayah. Dua kecamatan tersebut, yakni Bojong Picung dan Cikalong Kulon.
"Adapun terdapat 12 lokasi yang terdampak, meliputi Kec. Cianjur, Kec. Karang Tengah, Kec. Warung Kondang, Kec. Gekbrong, Kec. Cugenang, Kec. Cilaku, Kec. Cibeber, Kec, Sukaresmi, Kec. Bojong Picung, Kec. Cikalong Kulon, Kec. Sukaluyu, dan Kec. Pacet," ujar Kepala BNPB Letjen Suharyanto di Posko Tanggap Darurat, Kantor Bupati Cianjur, Selasa (22/11/2022).
Sementara berdasarkan pendataan hingga Selasa pukul 17.00 WIB, tercatat gempa Cianjur telah merusak sekitar 22.198 rumah dengan rincian sebanyak 6.570 mengalami kerusakan ringan, 2.071 unit rusak sedang, dan hingga 12.641 unit rusak berat.
Sedangkan untuk korban jiwa telah mencapai 268 orang, 1.083 luka-luka dan sekitar 151 masih dalam pencarian. Selain itu, sebanyak 58.362 warga dilaporkan telah mengungsi ke tempat yang aman.
"Korban meninggal dunia sekarang ada 268 orang. Dari 268 itu yang sudah teridentifikasi siapa-siapanya ini sebanyak 122 jenazah," kata Suharyanto.
Bupati Cianjur, Herman Suherman pun telah Surat Keputusan (SK) Status Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi di Kabupaten Cianjur selama 30 hari kedepan, mulai 21 November hingga 20 Desember 2022.
"Melihat kepada hal-hal tersebut di atas dengan ini menyatakan jika status tanggap darurat ini berlaku di Kabupaten Cianjur. Berlaku selama 30 hari, sejak tanggal 21 November sampai dengan 20 Desember 2022," kata Bupati Cianjur, Herman Suherman dalam keterangan surat tersebut dikutip Selasa (22/11).
Kemudian untuk bantuan dana kebencanaan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah sepakat untuk memberikan bantuan sebesar Rp20 miliar dan Pemkab Cianjur Rp5 miliar. Sedangkan bantuan dana dari BNPB sebesar Rp1,5 miliar.
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menuturkan, dalam rakor tersebut juga disepakati bahwa penanganan bencana akan ditangani secara paralel.
"Yaitu penanganan tanggap bencana yang mengutamakan pada korban, baik korban hidup, korban meninggal, maupun korban luka-luka, baik ringan maupun berat," kata Muhadjir.
Muhadjir mengatakan, pada saat yang bersamaan akan dilakukan pendataan untuk menyiapkan tahap rehabilitasi dan rekonstruksi baik yang mengalami kerusakan ringan, berat, maupun fatal. Setelah itu, pemerintah akan membangun kembali rumah warga yang rusak.
"Nanti begitu selesai tahap tanggap darurat kita langsung bisa masuk ke tahap rehabilitasi dan rekonstruksi," ucapnya.