Sebuah puskesmas di Kecamatan Omben,
Kabupaten Sampang, Jawa Timur, menyulu amarah warga. Pasalnya puskesmas ini tak
beroperasi selama 24 jam. Akhirnya, warga pun menggelar demonstrasi ketika
pandemi Covid-19 masih merebak.
Puluhan warga dari 10 desa di Kecamatan Omben
itu menyatakan bahwa puskesmas tak beroperasi sesuai dengan janji Bupati
Sampang, Slamet Junaidi, saat peresmian. Saat peresmian itu, menurut warga,
Slamet mengatakan bahwa bahwa puskesmas bahkan harus menjemput bola kepada
warga.
"Untuk Puskesmas Jrangoan tidak bisa melaksanakan perintah Bupati. Kami juga sudah pernah melakukan audiensi kepada pihak Puskesmas agar bisa mengevaluasi seluruh tenaga kesehatan," kata koordinator aksi, Helmi Fuadi, Senin (12/7).
Selain itu, Helmi mempertanyakan klaim kepala
puskesmas bahwa mereka belum mendapatkan izin rawat inap. Warga mengaku bingung
karena puskesmas sudah tujuh bulan beroperasi.
"Kami berharap Puskesmas Jrangoan untuk memberikan pelayanan UGD selama 24 jam kepada masyarakat, dan bisa memberikan konsekuensi terhadap tenaga medis yang lalai dalam memberikan pelayanan," katanya. Kepala Desa Jrangoan, H. Mustofa, mengatakan bahwa pihaknya sudah pernah menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pihak puskesmas.
Ia juga menganggap semenjak gedung dibangun,
institusi pelayan kesehatan tersebut justru belum membuahkan hasil.
"Seharusnya pelayanan di puskesmas lebih
ditingkatkan di masa mencekamnya Covid-19," katanya. Sementara itu, Kepala
Puskesmas Jrangoan, Misnari,berdalih bahwa pelayanan belum maksimal karena
faktor pelayanan rawat inap belum dibuka setelah renovasi.
"Bangunannya kan baru selesai, jadi kami baru pindah sekitar beberapa bulan ke sini, sambil proses pengajuan surat ke Dinkes untuk membuka kembali layanan rawat inap," kata Misnari.