PARBOABOA, Siantar - Pernahkah kamu mendengar kata koda? Kata yang satu ini sering terdengar ketika kita sedang belajar bahasa Indonesia apalagi pada penjelasan struktur dalam beberapa teks, seperti teks cerpen dan teks anekdot.
Lantas, apa itu Koda?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), koda adalah bagian terakhir sebuah komposisi musik sebagai penutup. Maka, makna gramatikal koda berkaitan dengan penutup lagu. Sementara dalam teks, koda berarti penutup.
Koda sendiri merupakan salah satu unsur cerita yang sangat penting. Maknanya sangat luas dan belum pernah ada rumusan yang menjelaskan apa arti koda sebenarnya. Penggunaannya pun sangat beragam tergantung imajinasi si penulis. Bagaimana penulis ingin menutup sebuah teks, itulah yang akan kita sebut dengan koda.
Bentuk koda juga bisa bermacam-macam tergantung pada teksnya. Seperti pada teks anekdot, koda merupakan akhir yang berisi kesimpulan. Biasanya ditandai dengan komentar atau penegasan dari makna dalam teks anekdot.
Begitu juga dengan teks cerpen. Koda juga menjadi penutup, tetapi dengan bentuk lain. Koda menjadi akhir cerita sebuah cerpen. Ini merupakan tahap di mana tokoh sudah menetapkan jalan untuk menghadapi masalahnya. Biasa ditutup dengan narasi tentang keadaan tokoh atau situasi setelah klimaks terjadi.
Perluasan makna yang terjadi pada koda tidak serta merta menghapus esensi maknanya, yaitu sebagai penutup. Penggunaan istilah koda menyesuaikan teks yang diacunya. Baik itu kompoisisi lagu, teks anekdot, maupun teks cerpen.
Fungsi Koda
Dari penjelasan di atas, kita seharusnya sudah dapat mengetahui tujuan alias fungsi koda adalah apa. Jadi, koda berfungsi untuk menutup teks dan memberikan makna atau kesimpulan terhadap teks tersebut. Ciri-ciri yang paling terlihat adalah posisinya selalu ada di struktur akhir dari teks, apapun bentuknya.
Susunan Struktur Koda
Sebagai penutup, kita tentu mengetahui bahwa letak koda berada di bagian akhir. Namun, terdapat struktur lain sebelum akhirnya kita menuju koda. Berikut 5 susunan struktur koda.
1. Abstrak
Abstrak merupakan awalan cerita yang biasanya disebut juga dengan sebutan latar belakang sebuah cerita. Disini, kita akan menemukan semacam prologue dari sebuah cerita yang akan dibaca atau diceritakan.
2. Orientasi
Orientasi ini sendiri merupakan pengenalan unsur intrinsik pada sebuah cerita yang berisikan tema, pengenalan toko, pengenalan lokasi cerita dan beberapa hal lainnya seperti waktu kejadian contohnya.
3. Evaluasi
Evaluasi adalah bagian dimana permasalahan dalam sebuah cerita atau bacaan ditampilkan dan dalam evaluasi permasalahan ini juga terdapat atau tertuliskan pula solusi yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang ada.
4. Resolusi
Resolusi ini merupakan akhir dari permasalah yang dihadapi oleh toko didalam sebuah cerita atau bacaan yang kalian simak
5. Koda
Terakhir, koda merupakan amanat atau hikmah yang biasanya berada atau diceritakan pada akhir dari sebuah cerita ataupun bacaan. Fungsi koda adalah menyampaikan amanat atau hal yang bisa direnungkan setelah selesai membaca atau melihat sebuah cerita.
Contoh Koda dalam Cerpen
Berikut contoh peletakan koda pada cerpen.
Akibat Tidak Disiplin
Roni seorang karyawan di salah satu PT swasta, ia termasuk karyawan yang pintar namun ia kurang disiplin sering terlambat dan menyepelekan tugas yang dipercayakan kepadanya.
Suatu hari Roni ditugaskan mengerjakan proyek diluar kota, karena dirumah ia tidak pernah bisa bangun jika tidak dibangun oleh ibunya, diluar kota ia tidak bisa bangun sendiri, hal ini bukan hanya menyebabkan ia telat bekerja namun juga kehilangan proyek berharga perusahaan tempat ia bekerja.
Keesokan harinya setelah ia kembali ke ibu kota dan masuk kantor, ia dipanggil atasannya.
“Apa yang kamu lakukan Roni kenapa kamu tidak menghadiri pertemuan itu” tanya atasan Roni.
“Saya tidak bisa bangun pagi jika tidak dibangunkan ibu saya pak” jujur Roni.
“Saya kecewa kamu menyepelkan tugas dari saya dan merusak kepercayaan saya, kesalahanmu fatal namun karena kamu telah banyak membantu perusahaan saya, saya tidak akan memecat kamu namun maaf kamu harus turun jabatan” tegas atasan Roni
“Baik pak” balas Roni membantah pun percuma ini salahnya.
Dari sana Roni bertekad untuk bisa hidup lebih disiplin lagi dari sebelumnya.
Koda: Dari sana Roni bertekad untuk bisa hidup lebih disiplin lagi dari sebelumnya.
Contoh Koda dalam Teks Anekdot
Berikut contoh peletakan koda pada teks anekdot.
Becak Dilarang Masuk
Saat menjadi Presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada menteri pertahanan Mahfud MD tentang orang madura yang katanya banyak akal dan cerdik.
Ceritanya, ada seorang tukang becak asal Madura yang pernah dipergoki oleh polisi ketika melanggar rambu “Becak dilarah masuk”. Tukang becak tersebut masuk ke jalan yang ada rambu gambar becak disilang dengan garis hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki becak.
“Apa kamu tidak melihat gambar itu? itu kan gambar tak boleh masuk jalan ini”, bentak Pak Polisi.
“oh, Saya melihat pak tapi itu kan gambar becak kosong tidak ada pengemudinya. Becak saya kan ada yang mengemudi, tidak kosong berarti boleh masuk”, jawab tukang becak.
“Bodong, apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar kan ada tulisan bahwa becak dilarang masuk.”, bentak Pak Polisi lagi.
“Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka saya jadi polisi seperti sampean, bukan tukang becak begini,” jawab tukang becak sambil cengengesan.
Koda: “Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka saya jadi polisi seperti sampean, bukan tukang becak begini,” jawab tukang becak sambil cengengesan.
Itulah seputar informasi mengenai Koda. Apakah kamu sudah paham? Komen di bawah ya!