PARBOABOA, Jakarta - Serda Aprilio Perkasa Manganang adalah seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia yang sebelumnya berprofesi sebagai pemain bola voli Indonesia yang berkompetisi sebagai wanita tetapi kemudian bertekad untuk menjadi pria interseks pasca pensiun. Ia pernah menjadi anggota tim nasional wanita Indonesia.
Kelahiran: 27 April 1992 (usia 29 tahun), Tahuna
Tinggi: 1,7 m
Nama lengkap: Aprilio Perkasa Manganang
Lahir: Aprilia Santini Manganang; 27 April 1992 (umur 29); Wawalintouan, Minahasa
Klub saat ini: Bandung BJB Pakuan
Posisi: Pemukul Luar
Aprilia Manganang dipastikan berubah status dari perempuan ke laki-laki. Sejak berkiprah di dunia voli profesional, Aprilia memang kerap bersinggungan dengan masalah terkait identitas diri.
Aprilia mulai bermain voli sejak duduk di bangku sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Akan tetapi, ketika beranjak ke SMA (Sekolah Menengah Atas), Aprilia mengganti kegemarannya berolahraga dengan bermain bola basket.
Pada akhirnya, Aprilia Manganang kembali ke cabor voli setelah melihat kakaknya Amasya Manganang mendapatkan penghasilan dari olahraga ini.
Aprilia termasuk tipikal pemain pekerja keras. Hal itu sudah dia tunjukkan lebih dalam kehidupannya di keluarga. Atlet kelahiran Tahuna, Sulawesi Utara, 27 April 1992 tidak berasal dari keluarga yang berada.
Pebola voli Indonesia Aprilia Manganang melepaskan smash dalam pertandingan babak penyisihan grup A bola voli putri Asian Games 2018 melawan Thailand di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Senin (27/8). Indonesia kalah 1-3. ANTARA FOTO/INASGOC/Nugroho Sejati/mos/18Aprilia Manganang sempat berkiprah di Thailand. (ANTARA FOTO/INASGOC/Nugroho Sejati)
Karena itu, sejak kecil Aprilia biasa membantu kehidupan keluarganya. Saat Aprilia kecil, ibunya bekerja sebagai asisten rumah tangga, sedangkan ayahnya bekerja di Koperasi Unit Desa (KUD) dengan gaji Rp400 ribu sebulan.
Kondisi tersebut memaksa Aprilia harus hidup mandiri. Sejak kecil, Aprilia juga kerap melakukan pekerjaan berat, salah satunya memotong kayu di hutan.
Akan tetapi, kerja keras dan tekadnya memperbaiki kehidupan keluarganya itu mengantarkan Aprilia menggapai cita-cita menjadi atlet voli profesional.
Aprilia memulai karier sebagai atlet voli profesional ketika bergabung dengan tim Alco Bandung pada tahun 2011. Kemudian, dia berpindah ke BNI 46, Manokwari Valeria, hingga akhirnya memperkuat Jakarta Elektrik PLN yang suskes memenangkan Proliga musim 2015 dan 2016.
Total, Aprilia mengoleksi empat gelar juara Proliga. Terakhir gelar juara itu dia raih bersama PGN Popsivo Polwan usai mengalahkan Pertamina Energy pada final Proliga 2019. Satu gelar lain diraih pada 2017.
Usai moncer tampil di Indonesia, Aprilia mencoba peruntungan dengan berkarier di Liga Thailand, bersama Generali Supreme Chonburi E-Tech pada musim 2019.
Akan tetapi, masa keemasan Aprilia sedikit memudar ketika cedera lutut menyerangnya pada tahun 2019. Akibat cedera itu juga Aprilia absen membela Timnas Voli Putri Indonesia di SEA Games 2019 di Filipina.
Sempat pulih dari cedera lutut, Aprilia bergabung dengan Bandung Bank BJB Tandamata pada Proliga 2020, hingga akhirnya memutuskan pensiun pada 10 September 2020.
Di luar kesuksesan dan cedera, kontroversi masalah gender juga pernah mewarnai karier Aprilia Manganang di dunia bola voli.
Aprilia pernah dicurigai sebagai seorang pria. Momen itu terjadi pada 2011 ketika debut di Liga Bola Voli Indonesia. Kasus serupa bahkan terulang di level timnas, tepatnya di SEA Games 2015.
Dalam perkembangan terkini, KSAD TNI Jendral Andika Perkasa memastikan perubahan status Aprilia Manganang dari perempuan ke laki-laki.
Andika menyebut kelainan yang dialami Aprilia pun baru diketahui baru-baru ini. Tepatnya pada 3 Februari lalu saat pihaknya sengaja memanggil Aprilia untuk menjalani pemeriksaan medis di RSPAD Gatot Subroto.
Setelah hasil rekam medis, diketahui hormon testosteron Aprilia lebih tinggi, tak hanya itu di dalam organ dalamnya pun tak ada organ tubuh yang mestinya dimiliki perempuan.
Maka dipastikan Aprilia memang berjenis kelamin laki-laki. Namun lantaran kurang pengetahuan, saat dilahirkan orang tua dan paramedis di kampung Aprilia memutuskan salah satu prajuritnya yang juga atlet bola voli ini sebagai perempuan.