PARBOABOA, Jakarta - Seorang warga Kecamatan Pattalassang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, belakangan viral lantaran kebiasaan anehnya yang mengonsumsi semen.
Pria yang diketahui bernama Aris Daeng Ngalle (42) ini, melakukan hal tak biasa tersebut sejak tahun 2021 lalu.
Kebiasaan Aris terekam kamera warga yang kemudian viral di media sosial. Dalam video yang beredar, Aris tampak nikmat mengonsumsi semen layaknya secangkir kopi.
Aris merupakan buruh angkut semen di sebuah toko bangunan di Makassar. Kebiasaan dirinya mengonsumsi semen berawal pada 2021 lalu.
Saat itu, Aris pernah terperangkap di gudang semen yang penuh dengan debu saat sedang membersihkan gudang.
Lantaran tidak bisa keluar, Aris hanya bisa pasrah berselimutkan debu di dalam gudang. Ia lantas berdoa agar Tuhan bisa menyatukannya dengan debu-debu semen.
Kondisinya yang sudah kelaparan setelah terjebak di gudang, memaksanya mencoba untuk mengonsumsi zat material bangunan tersebut.
Hal yang mengejutkan pun terjadi, Aries tidak merasakan apa-apa saat mengonsumsi semen. Sejak saat itulah, Aris terus mengulangi kebiasaan makan semen hingga saat ini.
Menurut pengakuannya, Aris biasanya mengonsumsi semen dua kali sehari layaknya meminum kopi.
Bahkan, ia terkadang mencampur minumannya yang berisi semen itu dengan buah-buahan seperti pisang.
Aris mengaku tidak merasakan efek apapun setelah rutin mengonsumsi semen. Malah tenaganya justeru semakin bertambah.
Akibat kebiasaannya itu, oleh warga sekitar Aris mendapat julukan 'Rumbu', yang dalam bahasa Makassar berarti debu.
Meski suka mengkonsumsi semen, Aris tetap meminta kepada orang lain agar tidak mengikuti kebiasaan buruknya itu. Ia juga mengaku akan berusaha menghentikan kebiasaan tersebut.
Kebiasaan Aris mendapat tanggapan dari Spesialis penyakit dalam dr. Aru Ariadno, SpPD-KGEH.
Dalam keterangannya yang dikutip pada Rabu (21/9/2023), dr. Aru mengaku tak habis pikir dengan kebiasaan Aries yang mengonsumsi semen.
Kendati pun saat ini Aries tidak mengeluhkan gejala apapun, kata dr. Aru, hal itu bukan berarti sama sekali bebas risiko.
Menurut dr. Aru, efek jangka panjang akibat masuknya zat oksida kapur, oksida silika, serta oksida besi dalam semen ke tubuh bisa berdampak pada masalah ginjal.
Biasanya, kata dr. Aru, dengan adanya zat-zat seperti itu akan mudah terbentuk endapan di ginjal seperti batu ginjal.
Ia juga menyinggung soal efek plasebo yang mungkin dirasakan Aries saat mengkonsumsi semen, yakni menambah stamina.
Efek plasebo, demikian dr. Aru, "Yaitu efek yang sepertinya karena obat, tapi sebenarnya karena faktor psikis atau keyakinan."
Gangguan Pica
Dalam ilmu kesehatan, kebiasaan tak lazim yang dilakukan Aries dikenal dengan gangguan Pica. Hal ini dapat membuat seseorang mengonsumsi hal yang tak biasa, seperti benda-benda yang membahayakan tubuh, termasuk semen.
Dokter Irsan Hasan, Sp.PD-KGEH, dalam tayangan Hidup Sehat TVONE, pada Selasa (19/9/2023) menerangkan, gangguan pica biasanya disebabkan karena gangguan mental atau jiwa.
Penderita gangguan pica karena faktor psikis, kata dr. Irsan, biasanya akan merasa lebih nyaman dan tenang setelah mengonsumsi benda-benda yang tak wajar tersebut.
Bahkan, menurutnya, penderita bisa ketagihan mengonsumsinya hingga sulit untuk dihentikan.
Selain itu, Pica bisa juga disebabkan oleh faktor defisiensi atau kurangnya zat besi dan kalsium di dalam tubuh yang memicu keinginan untuk mengkonsumsi berbagai hal.
Ia mengatakan, kebiasaan mengonsumsi benda-benda yang tak lazim itu, akan memberikan efek samping yang buruk bagi kesehatan, terutama bagian pencernaan.
Benda-benda yang tidak dapat dicerna itu, kata dia, akan menumpuk di usus sehingga harus dilakukan operasi untuk mengobatinya.
Selain itu, penderita gangguan pica, kata Irsan, juga rentan mengalami mikronutrien atau kekurangan nutrisi di dalam tubuhnya karena mengkonsumsi hal yang tidak bergizi.
Ia mengatakan, Pica bisa diobati dengan cara terapi. Meskipun berurusan dengan sistem pencernaan, tetapi pengobatan gangguan pica, kata dia, dilakukan oleh seorang psikiater.
Psikiater nantinya akan membantu pasiennya menanamkan pola pikir bahwa makanan tersebut tidak layak dikonsumsi.
Selain itu, psikiater juga akan membantu pasien untuk mengatasi kecemasan atau trauma yang memicu dirinya mengalami gangguan tersebut.
Editor: Andy Tandang