parboaboa

Kalimat Deklaratif : Pengertian, Ciri, Jenis, Contoh, Perbedaannya dengan Interogatif dan Imperatif

Krisna | Pendidikan | 10-02-2024

Ilustrasi seorang guru yang sedang memberikan penjelasan kepada siswa-siswanya (Foto: Parboaboa/Krisna)

PARBOABOA - Kalimat deklaratif adalah kalimat yang digunakan untuk menyampaikan berita atau informasi.

Kalimat ini mengandung pernyataan fakta, pendapat, atau opini.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kalimat deklaratif adalah kalimat pernyataan yang memiliki ciri intonasi turun dan datar.

Berfungsi untuk memberikan berita atau informasi yang jelas kepada pembaca atau pendengar sesuai fakta yang ada, tanpa adanya pengadaan yang berlebihan atau hiperbola.

Dalam membuat kalimat ini disarankan harus menghindari kata-kata ambigu.

Pasalnya, penggunaan kata tersebut dapat membingungkan pembaca dan pendengar.

Selain itu, penggunaan tanda baca yang tepat juga menjadi salah satu unsur penting dalam membuat kalimat tersebut.

Untuk lebih memahami apa itu kalimat deklaratif, mari simak informasi berikut ini.

Pengertian Kalimat Deklaratif

Ilustrasi beberapa buku dan alat tulis yang terdapat di atas meja (Foto:Parboaboa/Krisna)

Dilansir dari buku Pengembangan Buku Teks Sintaksis Bahasa Indonesia oleh Awalludin (2017), kalimat deklaratif disebut juga dengan kalimat berita.

Dalam pemakaian bahasa, kalimat berita digunakan pembicara atau penulis untuk membuat pernyataan sehingga isinya merupakan berita bagi pendengar atau pembacanya.

Kalimat berita juga dapat berupa apa saja, asalkan isinya merupakan pemberitaan.

Dalam bentuk tulisan, kalimat ini diakhiri dengan tanda titik, sementara dalam bentuk lisan, suara berakhir dengan nada turun.

Ciri-ciri Kalimat Deklaratif

Dikutip dari buku Menyusun Kalimat Efektif Dengan CII oleh Waginah Dwi Nuryaningsih (2021), terdapat ciri-ciri dari kalimat berita, di antaranya:

1. Berisi Informasi

Ciri pertama dari kalimat ini adalah bersifat informatif atau berfungsi sebagai penyampai informasi sesuai dengan maknanya.

Kalimat ini menyajikan fakta yang dilengkapi dengan sedikit pendapat dari pihak yang mengemukakannya.

Informasi yang disampaikan dalam kalimat dapat bersumber dari pengalaman langsung penulisnya.

Dengan kata lain, kejadian yang diungkapkan merupakan pengalaman pribadi penulis kalimat tersebut.

Namun, informasi yang terkandung dalam kalimat ini juga dapat berasal dari pihak kedua, ketiga, dan seterusnya.

Dalam hal ini, terdapat tanggung jawab untuk menuliskan informasi seobjektif mungkin jika sumbernya berasal dari pihak lain.

Penting untuk tidak melebih-lebihkan atau mengurangkan informasi guna menciptakan sensasi, karena tindakan tersebut dapat menghilangkan fungsi pokok kalimat tersebut.

Sebaliknya, hal itu dapat mengubahnya menjadi sarana penyampaian gosip atau berita palsu yang tidak memberikan manfaat dan sebaiknya dihindari dalam pembacaan atau pendengaran.

2. Intonasinya Netral

Kalimat ini hendaknya disampaikan atau dituliskan secara netral dengan intonasi yang datar.

Gunakan bahasa yang lugas dan terstruktur tanpa adanya variasi intonasi yang berlebihan, seperti membaca puisi.

Sebaiknya, sampaikan kalimat dengan gaya bicara sehari-hari, mirip saat berkomunikasi dengan orang di sekitar.

Susunan kalimatnya sebaiknya hanya mengandalkan tanda titik dan koma, tanpa adanya tanda baca kompleks seperti tanda tanya atau seru.

Pentingnya intonasi yang netral dan datar ini terletak pada kemampuan menyampaikan informasi secara efektif.

Bayangkan jika informasi disampaikan dengan terburu-buru dan kalimat yang terbata-bata.

Hal ini dapat menyulitkan pembaca atau pendengar untuk memahami informasi yang disampaikan.

Selain itu, ketika informasi disampaikan dengan rasa marah dan intonasi suara yang ditekan, informasi tersebut dapat dianggap tidak valid.

Hal ini disebabkan karena informasi tersebut dianggap sebagai opini dari penulis atau pembicara, bukan sebagai fakta.

Oleh karena itu, penting untuk menjaga netralitas dalam menyampaikan informasi guna memastikan kejelasan dan validitasnya.

3. Tulisan Diakhiri Tanda Titik

Kalimat berita memiliki ciri khas struktur yang selalu diakhiri dengan tanda titik.

Hal ini juga memengaruhi intonasi kalimat, menjadikannya netral dan datar, seperti yang dijelaskan pada poin sebelumnya.

Dengan kata lain, kalimat ini tidak akan mengandung tanda baca selain titik, seperti tanda tanya (?) atau tanda seru (!). Semua kalimat jenis ini selalu diakhiri dengan tanda titik.

Selain memberikan kesan intonasi yang netral, penggunaan tanda titik ini juga menunjukkan bahwa pembaca tidak perlu memberikan tanggapan atau jawaban.

Cukup dengan menjadi pembaca, informasi yang disampaikan dapat dipahami dengan baik.

4. Tidak Memerlukan Jawaban

Kalimat ini perlu disampaikan dengan jelas, lugas, dan tanpa kebingungan.

Kalimat semacam ini berfokus pada penyampaian informasi tanpa membutuhkan respon atau pendapat dari pihak yang menerima.

Sebagai contoh, dalam situasi seperti acara berita di televisi, penyampai informasi hanya menyajikan fakta tanpa membangkitkan pertanyaan.

Pembaca teks berita menciptakan kalimat berita untuk memberikan informasi yang tidak memerlukan respons atau feedback dari audiens.

5. Bersifat Tidak Memaksa

Ciri yang terakhir adalah sifatnya yang tidak memaksa.

Penyampaian informasi dalam kalimat dirancang agar tidak memaksa, karena sebenarnya tidak memerlukan respons atau tanggapan dari lawan bicara.

Reaksi yang muncul dari pendengar atau pembaca kalimat tersebut juga tidak harus dipaksa untuk memiliki bentuk tertentu.

Reaksi ini bersifat bebas, di mana setiap individu memiliki kebebasan untuk mengekspresikan responsnya setelah menerima informasi.

Sebagai contoh, ketika mendengarkan informasi mengenai tindak kejahatan, pendengar dapat bereaksi dengan kemarahan atau mengutuk pelaku kejahatan tersebut.

Namun, si pemberi informasi tidak mengharapkan atau memaksa mereka untuk menunjukkan reaksi tertentu.

Jenis-jenis Kalimat Deklaratif

Ilustrasi seorang anak yang sedang belajar (Foto:Parboaboa/Krisna)

Kalimat berita memiliki beberapa jenis yang mempengaruhi struktur penulisannya, di antaranya:

1. Kalimat Deklaratif Aktif

Kalimat deklaratif aktif adalah kalimat berita di mana subjek melakukan tindakan terhadap objek.

Jenis ini dibagi menjadi dua subjenis, yaitu:

  • Deklaratif aktif transitif, yaitu kalimat berita yang mencakup unsur objek. Kalimat ini umumnya memiliki predikat dengan imbuhan me-.
  • Deklaratif aktif intransitif, yaitu kalimat berita yang tidak memerlukan unsur objek di dalamnya. Pola atau struktur deklaratif aktif intransitif biasanya berbentuk S-P, S-P-K, atau S-P-Pel. Predikat di dalam kalimat ini umumnya berimbuhan ber-.

2. Kalimat Deklaratif Pasif

Kalimat deklaratif pasif adalah kalimat berita di mana subjek menerima tindakan dari objeknya.

Terdapat dua subjenis, yaitu:

  • Deklaratif pasif biasa adalah kalimat berita yang diubah ke dalam bentuk pasif. Predikat yang digunakan umumnya menggunakan imbuhan di-, ter-, dan ke-an.
  • Deklaratif pasif zero adalah kalimat berita dengan predikat yang menggunakan akhiran -an.

Contoh Kalimat Deklaratif

Penulisan kalimat ini tidak terikat pada aturan penulisan yang ketat, namun beberapa unsur pokok kalimat perlu diperhatikan.

Mulai dari subjek, predikat, objek, dan keterangan, urutannya dapat mengikuti pola SPOK atau tidak.

Hal yang terpenting adalah informasi disampaikan secara runtut dan sistematis agar mudah dipahami oleh pembaca.

Kalimat ini dapat disusun baik dalam bentuk pasif maupun aktif, karena kalimat berita tidak terikat pada aturan bentuk tertentu.

Agar lebih memahami cara penulisannya, berikut adalah sejumlah contoh kalimat berita dalam bentuk kalimat pasif dan aktif:

 Bentuk Aktif

  1. Ani membersihkan rumah setiap hari.
  2. Siswa-siswa mengerjakan ujian dengan serius.
  3. Kucing menyusuri halaman belakang.
  4. Pemerintah meningkatkan infrastruktur di kota ini.
  5. Guru mengajar pelajaran matematika pagi ini.
  6. Anak-anak memainkan permainan di taman.
  7. Petani menanam padi di sawah.
  8. Tim sepakbola memenangkan pertandingan akhir pekan lalu.
  9. Saya menulis surat kepada teman lama.
  10. Pelukis melukis pemandangan indah di atas kanvas.

Bentuk Pasif

  1. Rumah dibersihkan setiap hari oleh Ani.
  2. Ujian dikerjakan dengan serius oleh siswa-siswa.
  3. Halaman belakang disusuri oleh kucing.
  4. Infrastruktur di kota ini ditingkatkan oleh pemerintah.
  5. Pelajaran matematika diajarkan oleh guru pagi ini.
  6. Permainan dimainkan oleh anak-anak di taman.
  7. Padi ditanam di sawah oleh petani.
  8. Pertandingan akhir pekan lalu dimenangkan oleh tim sepakbola.
  9. Surat ditulis kepada teman lama oleh saya.
  10. Pemandangan indah dilukis oleh pelukis di atas kanvas.

Contoh Kalimat Deklaratif dalam Teks Prosedur

Contoh kalimat berita pada teks prosedur membahas tentang bagaimana cara membuat resensi buku.

Resensi adalah kegiatan menulis yang bertujuan untuk mengevaluasi kelebihan dan kekurangan suatu buku dengan membaca dan menganalisis isi keseluruhan buku.

Penilaian dalam resensi meliputi aspek-aspek seperti judul, isi buku, desain, pesan moral, gaya penulisan, penokohan, alur, dan lainnya.

Pembuatan resensi buku harus dilakukan dengan teliti untuk menghindari kelalaian terhadap unsur-unsur penting dalam buku tersebut.

Pembuat resensi sebaiknya memahami kaidah-kaidah penulisan resensi yang baik, teliti, dan bertanggung jawab untuk mencegah konflik atau masalah di masa depan.

Dalam menulis resensi, diperlukan pemikiran yang rasional dan argumentatif. Jika memberikan kritik, hendaknya dilakukan dengan sopan tanpa terlihat merendahkan.

  1. Langkah pertama adalah memilih buku yang akan direview.
  2. Baca isi buku secara menyeluruh, resapilah ide pokok di setiap bab.
  3. Catat kalimat-kalimat penting di HP atau buku, dan berikan penilaian terhadap desain sampul jika dianggap perlu.
  4. Kenali kelebihan dan kekurangan buku, mulai dari ejaan, typo, penokohan, sudut pandang, dan lainnya.
  5. Tulis ulang kerangka atau poin penting menjadi satu kesatuan paragraf yang utuh.
  6. Baca ulang resensi dan lakukan editing jika diperlukan.

Contoh Kalimat Deklaratif dalam Teks Negosiasi

Adapun contoh dari teks negosiasi yang menggunakan kalimat teks deklaratif adalah sebagai berikut:

Pembeli: Halo, selamat pagi, Mbak.

Penjual: Pagi kak, ada yang bisa saya bantu?

Pembeli: Bisakah saya memesan buket bunga untuk wisuda di sini, Mbak?

Penjual: Tentu kak, bagaimana buket yang diinginkan?

Pembeli: Saya ingin memesan buket ukuran besar, Mbak. Apakah itu memungkinkan?

Penjual: Tentu kak, boleh saya tahu bunga apa yang ingin digunakan di dalam buket?

Pembeli: Saya ingin mencampur tiga jenis bunga: mawar, lily, dan bunga anggrek. Apakah itu bisa, Mbak?

Penjual: Maaf kak, stok bunga anggrek di toko kami masih kosong. Bagaimana jika kita ganti dengan bunga carnation? Tetap cantik kok, kak!

Pembeli: Baiklah, jika begitu, silakan ganti dengan bunga apa pun yang menurut Mbak bagus. Dan berapa harganya, Mbak?

Penjual: Untuk buket besar dengan tiga jenis bunga dicampur, harganya Rp500.000, kak.

Pedagang: Wah, bisakah harganya sedikit diturunkan, Mbak? Saya berencana memesan buket lagi untuk acara lain di sini.

Penjual: Bisa, kak. Saya berikan diskon 10%, bagaimana?

Pedagang: Deal, Mbak. Untuk pembayaran, saya akan melakukannya setelah pesanan buket sudah dapat diambil. Apakah itu bisa, Mbak?

Penjual: Tentu, kak. Bisa.

Berdasarkan contoh di atas, ada cukup banyak kalimat berita yang digunakan.

Salah satunya adalah perkataan yang diucapkan oleh penjual “Kalau dicampur dengan bunga anggrek belum bisa kak. Soalnya stok bunga anggrek di toko kami masih kosong.”

Kemudian, “Untuk buket dengan ukuran besar dan dicampur 3 jenis bunga harganya Rp500.000 ribu kak.” dan perkataan yang diucapkan oleh pembeli, yaitu “Untuk uangnya nanti akan saya bayar saat pesanan buketnya sudah bisa diambil ya.”

Perbedaan Kalimat Deklaratif dan Interogatif Serta Kalimat Imperatif

Berikut perbedaan umum dari deklaratif, interogatif, dan imperatif, yaitu:

Kalimat Deklaratif

1. Menggunakan tanda titik di akhir kalimat.

2. Intonasi kalimatnya netral.

3. Menyatakan suatu hal pada orang lain.

4. Tidak memerlukan jawaban atau respons dari orang lain.

5. Bersifat informatif dan tidak memaksa.

Kalimat Interogatif

1. Kalimat mengandung konteks menanyakan sesuatu.

2. Biasa diawali dengan 5W+1H.

3. Memperoleh suatu jawaban.

4. Penulisan diakhiri oleh tanda tanya.

5. Dikuti imbuhan 'kah' setelah kata tanya.

6. Secara lisan memiliki intonasi naik atau turun di akhir kalimat.

Kalimat Imperatif

1. Menggunakan tanda seru di akhir kalimat.

2. Sering diawali dengan kata 'jangan' atau 'tolong'.

3. Mengandung partikel-lah atau -kan di slaah satu katanya.

4. Bersifat memerintah.

5. Intonasinya naik turun.

Demikianlah informasi mengenai apa yang dimaksud dengan kalimat deklaratif lengkap dengan ciri, jenis, perbedaan dengan kalimat interogatif serta imperatif dan beberapa contohnya dalam bentuk aktif dan pasif, teks negosiasi serta prosedur. Semoga informasi ini bermanfaat.

Editor : Ratni Dewi Sawitri

Tag : #kalimat deklaratif    #contoh kalimat deklaratif    #pendidikan    #ciri kalimat deklaratif    #jenis kalimat deklaratif   

BACA JUGA

BERITA TERBARU