Klaim Partai Ummat: Kami Adalah Politik Identitas

Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi ketika menyambangi kediaman Anies Baswedan guna mengantarkan undangan Rakernas Pertama Partai Ummat, Jumat (03/02/2023). (Foto: Instagram/partaiummatofficial)

PARBOABOA, Jakarta - Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi menyatakan bahwa pihaknya akan mengusung politik identitas Islam dalam menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.

Ridho mengatakan bahwa partainya akan melawan narasi politik yang kosong dan menyesatkan dengan cara politik identitas.

"Partai Ummat secara khusus akan melawan dengan cara yang beradab dan elegan narasi latah yang kosong dan menyesatkan, yaitu (dengan) politik identitas. Kita akan secara lantang mengatakan, 'Ya, kami Partai Ummat, dan kami adalah politik identitas'," kata Ridho saat membuka rapat kerja nasional perdana Partai Ummat di Asrama Haji, Jakarta Timur, Senin (13/02/2023).

Ia mengatakan jika tanpa moralitas agama, maka politik akan kehilangan arah. Ridho kemudian menuding jika dipisahnya agama dari politik merupakan ulah dari sekularisme.

"Tanpa moralitas agama, politik akan kehilangan arah dan terjebak dalam moralitas yang relatif dan etika yang situasional, ini adalah proyek besar sekularisme yang menghendaki agama dipisah dari semua sendi kehidupan, termasuk politik. Dengan demikian perlu dipahami, bahwa sesungguhnya justru politik Identitas adalah politik yang pancasilais," tuturnya.

Di sisi lain, Ridho menyebut jika politik identitas merupakan politik yang telah sesuai dengan Pancasila.

"Dengan demikian perlu dipahami sesungguhnya politik identitas adalah politik yang pancasilais," ujarnya.

Lebih lanjut, Ketua Umum Partai Ummat menyatakan bahwa ia akan membangun perjuangannya dari masjid.

Sebab menurutnya, politik gagasan di dalam masjid tidaklah dilarang, tetapi politik provokasilah yang dilarang untuk dilakukan di masjid.

"Yang seharusnya dilarang di masjid bukanlah politik gagasan tapi politik provokasi. Keduanya sangat berbeda," imbuhnya.

Politik Identitas menurut PDIP

Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengingatkan untuk saling menghormati dan menghindari politik identitas. Sebab, menurutnya, hal tersebut merupakan tindakan yang jahat.

"Bangsa kita ini kan dilahirkan sebagai bangsa yang majemuk, yang masing-masing mempunyai identitas, yang masing-masing mempunyai perbedaan. Nah politik identitas itu jahat karena akan mengeksploitir identitas masing-masing, guna apa? Untuk membenci, untuk meregangkan, guna untuk mencaci identitas yang berbeda," kata Djarot dalam acara diskusi publik yang bertajuk Bahaya dan Antisipasi Menghadapi Politik Identitas Jelang Pemilu 2024 di kantor DPP Taruna Merah Putih (TMP), Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (23/12/2022).

Selain itu, Djarot juga mengingatkan untuk tidak menggunakan agama sebagai identitas politik karena sejatinya agama merupakan suatu tindakan untuk berbuat kebaikan.

"Jangan sekali-kali menggunakan agama untuk memecah belah bangsa," tutur Djarot.

Editor: Maesa
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS