PARBOABOA, Jakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan, Gunung Merapi telah mengeluarkan 24 kali awan panas sejak pukul 12.12 WIB hingga 16.00 WIB, Sabtu (11/03/2023).
Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, menyatakan bahwa awan panas tersebut meluncur sejauh 4 kilometer ke arah barat daya, tepatnya di alur Kali Bebeng dan Krasak. Guguran ini terekam di seismograf dengan amplitudo antara 25-70 mm dan durasi 128-458 detik.
Agus menjelaskan bahwa jarak luncuran erupsi Gunung Merapi pada hari ini adalah yang kedua terjauh sejak krisis erupsi Merapi pada tahun 2020. Abu letusan Merapi telah sampai ke wilayah Wonosobo, Jawa Tengah, yang berjarak sekitar 33 km dari puncak Merapi. Namun, Agus menyatakan bahwa jauhnya sebaran abu Merapi dipengaruhi oleh kekuatan angin.
"Intensitasnya terbesar kedua setelah (erupsi) pada 27 Januari 2021. Saat itu, rentetan awan panasnya sebanyak 52 kali ke arah Kali Boyong," kata dia.
Saat ini,kata Agus, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Level III atau Siaga.
Adapun sejumlah daerah yang mengalami hujan abu akibat letusan Merapi ini terjadi di sektor barat laut-barat dengan intensitas yang bervariasi, bahkan hujan abu tipis dilaporkan mencapai Kota Magelang.
Kemudian, guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi dapat berdampak pada area dalam sektor selatan-barat daya, termasuk Sungai Boyong (sejauh maksimal lima km) serta Sungai Bedog, Krasak, Bebeng (sejauh maksimal tujuh km). Selain itu, area di sektor tenggara seperti Sungai Woro (sejauh maksimal tiga km) dan Sungai Gendol (sejauh lima km) juga berpotensi terdampak.
Agus juga mengingatkan bahwa jika gunung api tersebut mengalami letusan eksplosif, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan terbaru dari BPPTKG.