PARBOABOA, Jakarta - Banjir dahsyat yang dipicu badai Daniel melanda Libya timur, Senin (11/9/2023).
Sejumlah kota terendam banjir seperti Benghazi, Sousse, Al Bayda, Al-Marj and Derna (sekitar 1050 Kilometer dari Ibu Kota Libya, Tripoli).
Bendungan yang ada di Kota Derna dilaporkan jebol akibat badai besar hingga merendam sebagian kota.
Pejabat setempat melaporkan, di Derna saja, ditemukan lebih dari 1.000 jenazah.
Sementara hingga Selasa (12/9/2023) dini hari, total korban tewas di Libya mencapai 2.000 orang.
Kepala delegasi Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, Tamer Ramadan, menambahkan jumlah korban hilang mencapai lebih dari 1.000 orang.
Menanggapi situasi tersebut, Pemerintah Libya telah menetapkan status siaga/darurat dan operasi pencarian dan penyelamatan masih berlangsung.
Dirjen PWNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Indonesia, Joedha Nugraha dalam keterangan tertulisnya mengatakan, terpantau hingga Senin lalu, tidak terdapat informasi adanya WNI yang menjadi korban banjir besar di Libya timur.
Hingga saat ini, KBRI Tripoli terus memantau perkembangan di lapangan dan melakukan komunikasi dengan Otoritas di Libya Timur dan komunitas masyarakat Indonesia.
Mereka juga telah mengeluarkan imbauan melalui jejaring masyarakat agar WNI di wilayah tersebut agar meningkatkan kewaspadaan.
Warga diimbau memantau prakiraan cuaca melalui media resmi Pemerintah.
Sebagai informasi tambahan, sebagian besar WNI di Libya, yang tercatat di data base KBRI Tripoli sebanyak 282 orang. Mereka bertempat tinggal di Libya barat.
Seperempat Kota Derna Hilang
Derna merupakan kota di pantai Mediterania timur Libya. Kota ini dibelah dua oleh sungai musiman yang mengalir dari dataran tinggi ke selatan.
Biasanya kota terlindung dari banjir lantaran adanya bendungan.
Namun badai dahsyat mampu merobohkan bendungan hingga menciptakan banjir bandang yang mengerikan.
Sebuah video yang diunggah di media sosial menunjukkan sisa-sisa bendungan yang ambrol sepanjang 11,5 km di hulu kota tempat dua lembah sungai bertemu.
Lokasi tersebut kini dikelilingi oleh genangan air disertai lumpur.
Menteri Penerbangan Sipil dan Anggota Komite darurat di pemerintahan yang menguasai wilayah timur, Hichem Abu Chkiouat, melaporkan mayat-mayat bergelimpangan tergeletak di mana-mana, termasuk di laut, di lembah bahkan di bawah reruntuhan bangunan.
Dia juga menduga, 25 persen kota Derna telah hilang lantaran banyak sekali bangunan yang runtuh.
Dia juga menduga, jumlah korban tewas di seluruh negeri akan mencapai lebih dari 2.500 orang. Itu lantaran jumlah orang hilang terus meningkat.
Libya secara politik terpecah antara timur dan barat. Layanan publik berantakan sejak pemberontakan rakyat yang didukung NATO pada 2011 yang memicu konflik antarfaksi selama bertahun-tahun.
Pemerintah yang diakui secara internasional di Tripoli tidak menguasai wilayah timur. Meski demikain, pemerintah telah mengirimkan bantuan ke Derna.
Setidaknya satu penerbangan bantuan berangkat dari Kota Misrata di bagian barat pada Selasa.