PARBOABOA – DNA (Deoksiribonukleat) dan RNA (Asam ribonukleat) adalah dua asam nukleat yang esensial dalam tubuh manusia.
Dikutip dari buku yang berjudul Biologi 3 karya Diah Aryulina, dkk, DNA adalah tempat penyimpanan informasi genetik. Sedangkan, RNA adalah makromolekul yang berfungsi sebagai penyimpanan dan penyalur informasi genetik.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa keduanya sama-sama berperan sebagai pembawa informasi genetik dan terlibat dalam proses vital dalam sel dan organisme.
Keduanya juga merupakan polimer linier yang terdiri dari basa, gula, dan fosfat. Namun, terdapat perbedaan DNA dan RNA yang cukup signifikan dalam struktur, fungsi, dan perannya dalam proses sintesis protein.
Dikutip dari buku yang berjudul Praktis Belajar Biologi karya Fiktor Ferdinand P. dan Moekti Ariwibowo, perbedaan antara DNA dan RNA dapat dilihat dari letak, komponen, struktur, kadar, fungsi, dan komposisi kimianya.
Agar lebih memahaminya, berikut ini dijelaskan perbedaan DNA dan RNA berdasarkan beberapa aspek. Simak uraiannya sampai habis, ya!
1. Komponen Gula
DNA mengandung deoksiribosa yang memiliki satu atom oksigen kurang dibandingkan dengan ribosa dalam RNA. Keberadaan deoksiribosa membuat DNA lebih stabil secara kimia.
Sedangkan, RNA mengandung ribosa yang memiliki gugus hidroksil pada atom karbon kedua. Kehadiran gugus hidroksil ini membuat RNA lebih rentan terhadap degradasi enzimatik.
2. Basa Nitrogen
DNA terbentuk oleh empat basa nitrogen, yaitu adenin (A), timin (T), sitosin (C), dan guanin (G). Basa A selalu berpasangan dengan T, sedangkan basa C selalu berpasangan dengan G dalam rantai ganda DNA.
Sedangkan, RNA juga menggunakan adenin (A), sitosin (C), dan guanin (G), tetapi urasil (U) menggantikan timin sebagai basa nitrogen yang berpasangan dengan adenin dalam RNA. Dalam RNA, urasil (U) berpasangan dengan adenin (A).
3. Struktur Rantai
Salah satu perbedaan DNA dan RNA adalah terdapat di struktur rantainya. DNA biasanya memiliki struktur heliks ganda atau rantai ganda, di mana dua rantai DNA saling berikatan membentuk spiral.
Struktur heliks ganda ini memberikan kestabilan dan memungkinkan replikasi DNA secara akurat. Sementara itu, RNA umumnya memiliki struktur untai tunggal, meskipun beberapa jenis RNA dapat melipat atau membentuk struktur tiga dimensi tertentu.
Struktur untai tunggal ini memungkinkan RNA berinteraksi dengan berbagai molekul dan berpartisipasi dalam berbagai reaksi biokimia.
4. Tata Letak
DNA umumnya terdapat di inti sel pada eukariota, tetapi juga dapat ditemukan di mitokondria dan kloroplas pada organisme tertentu. Sedangkan, RNA dapat ditemukan di inti sel, sitoplasma, dan berbagai organel sel seperti ribosom.
5. Stabilitas dan Degradasi
Perbedaan DNA dan RNA juga terletak pada stabilitas molekulnya. DNA cenderung lebih stabil karena adanya struktur heliks ganda dan keberadaan deoksiribosa dalam gugus gula.
Stabilitas ini memungkinkan DNA untuk bertahan dalam jangka waktu lama di dalam sel dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan informasi genetik yang sangat penting.
Sedangkan, RNA cenderung lebih tidak stabil dan rentan terurai. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh keberadaan ribosa dalam gugus gula dan struktur heliks tunggalnya.
Ketidakstabilan RNA ini ternyata memiliki manfaat, yakni memungkinkannya untuk berperan sebagai pembawa pesan genetik yang cepat dan sementara, sesuai dengan kebutuhan sel pada saat itu.
6. Fungsi dan Peran
Perbedaan DNA dan RNA juga ditemukan dalam aspek peran dan fungsinya. DNA berfungsi sebagai penyimpanan informasi genetik dalam sel dan bertanggung jawab atas pewarisan sifat dari generasi ke generasi.
Dengan kata lain, DNA mengandung instruksi yang diperlukan untuk sintesis protein dan regulasi ekspresi genetik.
Sedangkan, RNA berperan dalam mentransfer informasi genetik dari DNA ke ribosom (mRNA), membawa asam amino yang sesuai untuk sintesis protein (tRNA), membentuk struktur ribosom (rRNA), dan terlibat dalam regulasi ekspresi genetik (miRNA, siRNA).
7. Proses Replikasi dan Transkripsi
Replikasi DNA terjadi saat sel membelah. DNA polimerase membaca untai DNA yang ada dan memperpanjang rantai baru dengan menambahkan nukleotida.
Penambahan nukleotida yang sesuai berdasarkan pasangan basa akan menghasilkan dua salinan DNA yang identik dan dipertahankan saat sel membelah.
Sedangkan, sintesis RNA (transkripsi) terjadi secara terpisah dari replikasi DNA. Pada tahap ini, enzim RNA polimerase membaca cetakan DNA dan mensintesis rantai RNA yang komplementer.
RNA yang dihasilkan kemudian dapat digunakan untuk sintesis protein atau memiliki fungsi lain dalam sel.
8. Reaktivitas
Perbedaan DNA dan RNA juga terkait dengan sifat reaktivitas (reaktivasi) molekul pembentuknya. DNA memiliki ikatan CH yang membuat strukturnya stabil terhadap enzim yang dapat menyerangnya.
Adanya alur kecil pada heliks DNA juga berfungsi sebagai lapisan perlindungan dan mencegah enzim menempel dengan mudah.
Sedangkan, RNA dengan ikatan OH membuat molekulnya lebih reaktif. RNA tidak stabil dalam basa, dan alur yang lebih besar membuatnya lebih rentan terhadap serangan enzim.
Meskipun demikian, sifat reaktivitas tinggi pada RNA membuatnya terus diproduksi, digunakan, dan didaur ulang.
9. Kerusakan oleh Sinar Ultraviolet (UV)
Secara umum, molekul DNA lebih rentan terhadap kerusakan akibat paparan sinar ultraviolet (UV) dibandingkan dengan RNA yang relatif lebih tahan.
DNA dapat menyebabkan kerusakan setiap hari. Namun tubuh manusia memiliki mekanisme perbaikan untuk mengatasi hal tersebut.
Meskipun demikian, kerusakan yang tidak dapat diperbaiki dapat memicu mutasi. Dampaknya, kerusakan pada DNA dapat menyebabkan sel normal berubah menjadi sel kanker.
Tes DNA menjadi salah satu langkah pencegahan dan menentukan perawatan kanker. Prosedur ini juga berperan dalam mendiagnosis kelainan genetik yang dapat diwariskan dalam suatu keluarga.
Itulah pembahasan mengenai apa perbedaan DNA dan RNA dari hal letak, fungsi, stabilitas, serta stuktur dan jumlah yang ditemukan dalam sel.
Memahami perbedaan ini penting untuk memahami dasar biologi dan mekanisme penting di balik kehidupan dan pewarisan sifat pada organisme. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
Editor: Juni