PARBOABOA, Jakarta – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) akan memberi santunan Rp50 juta kepada keluarga korban dalam tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD saat memberikan keterangan kepada pers Senin (03/10/2022).
"Presiden juga sebagai tanda belasungkawa meskipun tentu hilangnya nyawa setiap orang tidak bisa dinilai uang berapapun harganya. Tapi presiden berkenan untuk juga memberi santunan kepada setiap korban jiwa itu sebesar Rp50 juta," ujar Mahfud.
Selain Presiden, Gubernur Jawa Timur, Bupati, hingga Walikota Jawa Timur juga akan memberikan santunan sekitar Rp10-15 juta per keluarga.
Santunan untuk keluarga dari korban yang meninggal dunia akan diberikan secepatnya, setelah pihaknya mencocokkan data-data administratif dengan Pemerintah Daerah dengan lembaga-lembaga lain yang terlibat.
"Segera dieksekusi, besok atau lusa dana bisa dieksekusi," kata Mahfud.
Sementara untuk korban yang dirawat di rumah sakit biayanya akan ditanggung oleh negara. Dengan demikian, perawatan dan pengobatan korban seluruhnya gratis.
"Kementerian Kesehatan akan menangani pengobatan korban yang luka-luka di rumah sakit dengan biaya gratis dari negara atau dari pemerintah, beban biaya pengobatan dan perawatan gratis tersebut dapat dikoordinasikan dengan pemda setempat," tutur Mahfud.
Untuk itu, Mahfud melarang pihak rumah sakit untuk mempertanyakan perihal biaya.
"Jadi para pasien jangan ditanya biaya atau membebankan biaya kepada mereka," tutur Mahfud.
"Tinggal nanti diurus secara administratif. Nanti negara yang menanggung itu," imbuhnya.
Dalam menangani kasus ini, Mahfud erjanji bahwa pemerintah akan mengusut tragedi di Stadion Kanjuruhan hingga tuntas. Pengusutan dilakukan oleh tim gabungan independen pencari fakta (TGIPF) yang terdiri dari sejumlah unsur dan dipimpin Menko Polhukam.
Sebagaimana diketahui, kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupatan Malang, Sabtu (01/10/2022). Kerusuhan terjadi setelah Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya.
Pihak kepolisian menembakan gas air mata ke arah suporte. Hingga Senin (03/10/2022) pagi ini, Kementerian Kesehatan mencatat sedikitnya 131 orang meninggal dunia. Selain itu, 248 orang dilaporkan luka ringan dan 58 luka berat. Sehingga, total korban tragedi ini mencapai 437 orang.