TNI AL Gagalkan Penyeludupan 179 Kg Kokain di Selat Sunda

PARBOABOA, Banten - Penyeludupan barang haram narkotika masih saja dilakukan pihak-pihak tak bertanggung-jawab, meskipun Polri dan TNI terus melakukan pengejaran kepada para pelaku.

TNI AL pada Minggu (8/5) kemarin, berhasil menggagalkan upaya penyeludupan kokain di perairan Selat Sunda yang ditafsir bernilai Rp 1,2 triliun.

Barang haram seberat 179 kg tersebut ditemukan mengambang di Selat Sunda dekat dengan Pelabuhan Merak.

Wakil Kasal Laksdya Ahmadi Heri Purnomo dalam keterangannya mengatakan, barang haram tersebut sengaja di hanyutkan, namun ada orang yang mengawasi pergerakan barang dari sekitar lokasi.

"Ini merupakan salah satu modus operandi dari cara memasukan barang-barang haram ke Indonesia. Mungkin di sekitar area itu sudah ada, mungkin perahu cepat atau orang-orang yang akan mengawasi pergerakan barang" kata Heri, Senin (10/5).

Selain itu, Heri mengatakan para pelaku sudah lebih dulu mempelajari mengenai karakteristik arus di Selat Sunda. Setelah menganalisis data pasang surut air laut, pelaku yang akan mengambil kokain tersebut menemukannya dengan alat bantu sinyal.

"Nantinya dapat diperkirakan posisi barang tersebut. Atau ya dengan menggunakan alat bantu sinyal posisi. Ada barang yang oleh mereka dipasang di benda terapung tersebut sehingga posisinya bisa terdeteksi oleh kapal yang mengambil," ujar Heri.

Penemuan ini berawal saat Satgas yang bertugas di Selat Sunda menemukan 4 plastik hitam mencurigakan mengapung di laut. Temuan tersebut kemudian dibawa ke Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Banten, untuk selanjutnya diperiksa oleh BNN Provinsi Banten. Setelahnya dipastikan jika bungkusan tersebut berisi Kokain.

Penemuan ini terbilang fantastis, agar penyeludupan dengan cara yang sama tidak kembali dilakukakan oleh para pelaku, kedepannya pihak TNI AL, BNN, dan Polri akan rutin menggelar patroli di sekitar lokasi-lokasi yang rawan terjadi penyeludupan.

Namun hingga kini pelaku peyeludupan ini dan asal barang haram tersebut masih belum diketahui.