PARBOABOA, Jakarta - Universitas Brawijaya (UB) di Malang, Jawa Timur, mengklaim hanya 11 mahasiswa yang diduga mengalami keracunan makanan sampai harus dirawat di rumah sakit.
Menurut Ketua Pengelola Sistem Informasi dan Kehumasan UB Adharul Muttaqin, ratusan siswa lainnya ada hanya ikut-ikutan karena melihat temannya sakit atau mengalami psikosomatik.
"Keluhan sakit macam-macam. Ada yang psikosomatis, yang sebetulnya dia biasa saja tetapi melihat temannya sakit jadi ikut sakit. Lain-lain seperti pusing, sakit perut, ya karena tidak biasa makan di luar kosan," kata Adharul dikutip dari detikJatim, Rabu (8/2/2023).
Adharul mengatakan, awalnya hanya beberapa mahasiswa yang mengeluh sakit, namun jumlahnya terus bertambah. Menurutnya, rata-rata peserta yang mengeluh sakit merupakan mahasiswi. Mereka mengeluh pusing, sakit perut, atau mual.
"Secara tiba-tiba semua merasakan sakit dan itu dirasakan sebelum makan pagi. Apakah karena makanan, faktor cuaca, atau karena lingkungan, kami masih selidiki," ucapnya.
Akibat insiden ini, Kemah Kerja Mahasiswa (KKM) ke-43 Fakultas Teknik (FT) di Desa Jedong, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur terpaksa dihentikan karena kejadian keracunan massal dan alasan cuaca.
Adharul mengatakan, kesehatan peserta diperiksa terlebih dahulu sebelum dipulangkan.
"Memang sebelum dipulangkan kami periksa semua. Kalau dilihat total 1.200-an, sebenarnya kalau secara kasat mata yang sehat lebih banyak. Kalau sampai teler berjejer tiduran diinfus nggak ada," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Wijanto Wijoyo mengatakan bahwa ada kurang lebih sebanyak 510 orang mahasiswa yang keracunan makanan. Mereka mengalami mual, muntah, serta pusing.
"Ada sebanyak 510 mahasiswa yang mengalami keracunan makanan hasil konfirmasi Puskesmas Wagir, dengan gejala mual, muntah dan pusing," kata Wijanto, Selasa (7/2/2023).