Wacana Duet Prabowo dan Ganjar, Mungkinkah Berada di Perahu yang Sama?

Wacana duet Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo kembaliu digulirkan. (Foto: Instagram/@prabowosubianto)

PARBOABOA, Jakarta - Wacana duet Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 kembali mencuat ke publik.

Wacana ini awalnya digulirkan relawan Jokowi, Projo, dalam Konferensi Daerah di Bali pada pertengahan Agustus lalu.

Saat itu, Projo Bali menyatakan dukungannya kepada Prabowo sebagai calon presiden (capres). Sementara di sisi lain, mereka juga mengaku memiliki kedekatan dengan Ganjar Pranowo.

Karena itu, Projo Bali mengambil jalan tengah, agar Prabowo dan Ganjar bisa berada di satu gerbong politik yang sama sebagai capres dan cawapres.

Saat ini, Prabowo diusung oleh enam partai, di antaranya Gerindra, Golkar, PAN, PBB, Partai Gelora, dan Demokrat yang baru saja resmi bergabung di Koalisi Indonesia Maju (KIM). Sementara, Ganjar Pranowo diusung empat partai, yakni PDIP, PPP, Hanura, dan Perindo.

Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, sempat merespon wacana duet Prabowo dan Ganjar. Menurutnya, dinamika politik yang berkembang selalu memungkinkan semua skenario bisa terjadi.

Puan tidak secara gamblang menjawab soal peluang duet kedua capres tersebut. Ia mengaku akan melihat konstelasi politik selama sebulan ke depan hingga pendaftaran di KPU.

Namun, kata Puan, PDIP selalu terbuka membangun komunikasi. Apalagi, Puan mengaku memiliki komunikasi yang baik dengan Prabowo dan sejumlah politisi Gerindra di parlemen.

Sementara DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi, Djarot Syaiful Hidayat, enggan berandai-andai soal menjodohkan Ganjar dengan Prabowo di Pilpres 2024. 

Meski pun Djarot mengaku, wacana menduetkan Prabowo dengan Ganjar bisa saja terjadi beberapa bulan ke depan, tapi peluangnya sangat kecil.

PPP, yang juga merupakan bagian dari partai koalisi pendukung Ganjar menilai, kemungkinan duet Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 sulit terwujud.

Namun, Ketua DPP PPP, Achmad Baidowi mengatakan, hal tersebut hanya akan terjadi jika keduanya  bersedia untuk diduetkan.

Ganjar sendiri mengaku, peluang dirinya diduetkan dengan Prabowo bisa saja terjadi sebelum pendaftaran di KPU. Menurutnya, dinamika politik selalu membuka peluang semua calon untuk berpasangan dengan dirinya.

Namun, sama seperti Puan, mantan Gubernur Jawa Tengah itu enggan memberikan jawaban yang jelas soal dirinya jika digandeng Prabowo sebagai cawapres.

Tak hanya partai koalisi pendukung Ganjar yang merespon terkait wacana tersebut. Partai Gerindra pun buka suara soal wacana duet Prabowo dan Ganjar.

Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad mengaku, belum pernah berpikir untuk memasangkan kedua sosok tersebut di Pilpres 2024.

Di sisi lain, Prabowo Subianto lebih diplomatis menanggapi soal wacana duet dirinya dengan Ganjar Pranowo.

Dalam keterangannya pada Kamis (21/9/2023), Prabowo menegaskan, apa pun yang terjadi, persatuan dan kerukunan tetap menjadi skala prioritas.

"Yang kita dambakan adalah selalu persatuan, kerukunan. Apapun yang terjadi kita harus rukun, harus sejuk," kata Prabowo.

Mungkinkah Berada di 'Perahu' yang Sama?

Pengamat Politik Ray Rangkuty rupanya punya analisis yang sama soal ini. Ray tak yakin jika Prabowo dan Ganjar akan bertemu dalam satu poros koalisi di Pilpres mendatang.

"Kalau membayangkan Prabowo sama Ganjar bertemu dalam satu perahu itu kansnya cuma 10 persen," kata Ray saat dihubungi PARBOABOA, Jumat (22/9/2023). 

Menurut Ray, kemungkinan itu bisa saja terjadi jika selisih elektabilitas antara Ganjar Pranowo dan Prabowo berkisar di angka 7 persen.

"Siapa di antara mereka yang paling tinggi, jadi calon presiden, sebaliknya yang di bawahnya jadi calon wakil presiden," ungkap Ray. 

Namun kenyataannya sekarang, kata Ray, selisih elektabilitas kedua capres tidak sampai 7 persen, hanya selisih tipis di margin eror.

"Selisihnya hanya di margin eror, baik saat elektabilitas Ganjar naik, atau elektabilitas Prabowo naik," kata Ray.

Jika melihat hasil survei, selisih elektabilitas Prabowo dan Ganjar memang cukup tipis. 

Survei yang dirilis Politika Research and Consulting (PRC), misalnya. Pada April 2023, elektabilitas Ganjar Pranowo sebesar 40,8%, sementara Prabowo Subianto 40,5%.

Perubahan elektabilitas Ganjar cukup naik signifikan pada September 2023, yakni 40,4%, dan Prabowo Subianto berada di angka 32,3%.

Namun, jika dibandingkan dengan survei yang dilakukan Polling Institute pada Agustus lalu, Prabowo kembali unggul 36,3% dibandingkan Ganjar yang hanya memperoleh elektabilitas 32,4%.

Lembaga riset internasional, Ipsos Public Affairs, juga merilis hasil survei elektabilitas Prabowo dan Ganjar.

Survei yang dirilis pada Rabu (6/9/2023) itu, menempatkan Ganjar di urutan pertama dengan elektabilitas 40,12%, sementara Prabowo berada di posisi kedua dengan persentase 37,21%.

Selisih elektabilitas kembali tebal antara Prabowo dan Ganjar ketika melihat hasil survei yang dirilis Lembaga Survei Nasional (LSN) pada 1 Sepetember 2023.

Prabowo Subianto menempati posisi teratas dengan tingkat elektabilitas 40,7%, kemudian disusul Ganjar dengan eletabilitas 31,4%.

Editor: Andy Tandang
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS