PARBOABOA, Jakarta - Kasus penggunaan narkotika dan obat-obat terlarang lazim ditemukan di Indonesia.
Belakangan, artis dari berbagai golongan tersandera pidana karena menggunakan narkotika dan obat-obat terlarang.
Penyanyi Virgoun, misalnya pada Kamis (20/06/2024) kemarin ditangkap Polres Metro Jakarta Barat karena terseret dugaan penyalahgunaan narkoba.
Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Syahduddi, mengonfirmasi bahwa peristiwa tersebut benar terjadi.
Virgoun ditangkap bersama seorang perempuan berinisial PA karena dugaan menggunakan narkoba berjenis sabu.
Kasat Narkoba Polres Jakarta Barat, AKBP Indrawienny Panjiyoga menyebut proses penangkapan terjadi pasca keduanya menggunakan sabu.
"Barang bukti yang kami temukan berupa narkotika jenis sabu sebanyak 1 klip kecil dan alat isap," ungkap Panjiyoga pada Jumat (21/06/2024).
Kini, pihak kepolisian sedang mengamankan keduanya untuk mempelajari kronologi dan sebab di balik penggunaan ‘barang haram’ tersebut.
"Keduanya kami amankan di Ampera, Jakarta Selatan. Tidak ada perlawanan selama proses penangkapan," tambahnya.
Pihak kepolisian juga sedang mengusut asal dan pelaku yang mengedarkan sabu kepada Virgoun.
"Kami sedang menggali dan mencari tahu dari mana dan siapa yang memberikan sabu tersebut," pungkasnya.
Secara terpisah, saudara kandung Virgoun, Febby Carol mengungkap kemungkinan adiknya stres dan depresi pasca ditimpa masalah pribadi yang berat.
Pelantun lagu 'Surat Cinta untuk Starla' itu diketahui baru memutuskan hubungan cintanya dengan sang kekasih Inara Rusli beberapa waktu lalu.
Persoalan lain terkait urusan keluarga dan pekerjaan disinyalir menjadi penyebab yang mendorong Virgoun melakukan perbuatan tersebut.
Bukan Kasus Pertama
Penangkapan Virgoun menambah deretan panjang daftar artis yang terjerat kasus narkoba.
Sebuah kasus yang sempat membuat heboh publik Indonesia pada 2022 lalu adalah penangkapan Nia Ramadhani dan Ardie Bakrie, pasangan artis terkenal Indonesia.
Keduanya dijerat hukuman 1 tahun penjara karena melanggar ketentuan Pasal 127 ayat (1) huruf a UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana.
Dua tahun berselang, sejumlah artis seperti Epy Kusnandar, Chandrika Chika, Rio Reifan, Ibra Azhari, dan Yogi Gamblez berhasil diringkus polisi karena kasus serupa.
Mereka ditangkap dengan beberapa fakta yang berbeda. Ada yang ditangkap seorang diri dan yang lain ditangkap ketika bersama pasangan.
Jerat pidananya pun berbeda tergantung dari fakta persoalan, motif dan orientasi yang melandasi perbuatan.
Keterjebakan dalam mengkonsumsi narkoba membuat karir terhambat. Mereka harus mendekam di dalam jeruji besi dan meninggalkan pekerjaan, sanak saudara dan keluarga.
Mengapa Banyak Artis Terjebak Narkoba?
Maraknya penggunaan narkoba di kalangan artis menimbulkan ragam pertanyaan dan dugaan liar di tengah masyarakat.
Pertanyaannya, apa yang melatari persoalan tersebut? Mengapa banyak artis gandrung mengkonsumsi narkotika dan obat-obat terlarang?
Menurut Psikolog Aully Grashinta, masyarakat yang terjebak narkoba sebenarnya bukan hanya kalangan selebritis saja.
Dari pegawai biasa, tukang ojek, pengamen, pelajar, hingga ibu rumah tangga bisa terjerat narkoba.
Namun, selebritas lebih dikenal lantaran merupakan figur publik yang kerap menjadi sorotan di media sosial.
Bagi Aully, penyebab utama selebritis menggunakan narkoba disebabkan karena kemudahan akses.
"Artis lebih rentan terhadap narkoba karena memiliki akses yang luas, punya uang, dan kebutuhan yang tinggi," jelasnya.
Selain kemudahan akses, Aully juga menilai penyebab lain dikarenakan tekanan pekerjaan, masalah keluarga, maupun masalah-masalah lain.
Banyak selebriti yang memiliki etos kerja yang tinggi, namun ketika mendapat kritik sosial, mereka akhirnya melampiaskannya ke narkoba.
"Penyebabnya yang pasti adalah kesulitan orang tersebut dalam memecahkan masalah pribadinya," tambah Aully.
Dengan kata lain, pungkasnya, jika permasalahan bisa diselesaikan dengan baik, maka mereka tentu tidak akan menggunakan narkoba.
Selanjutnya, Aully menyebut lingkungan pergaulan juga tak kalah berpengaruh terhadap keputusan seseorang untuk mencoba zat terlarang.
"Ketika seseorang menghadapi masalah dan mendapat dorongan dari lingkungan untuk menggunakan narkoba, kemungkinan besar ia akan terjerumus."
Hal tersebut diperkuat oleh ketersediaan dana yang bisa digunakan untuk membeli narkoba.
Di beberapa kalangan, Aully menilai mengkonsumsi narkoba juga dianggap sebagai trend dan pembuktian diri.
"Narkoba digunakan untuk tren berinteraksi sosial. Untuk pakai narkoba kan perlu uang, sehingga mereka yang mampu beli narkoba sering dianggap memiliki uang," tuturnya.
Penyebab selanjutnya adalah terjerumus ketenaran. Melansir laman Discovery Mood, ketenaran dan kekayaan yang dimiliki selebriti juga ada kaitannya dengan efek mengonsumsi narkoba.
Ketenaran dan kekayaan dapat mengaktifkan zat dopamin atau kesenangan di otak yang mirip dengan respons kecanduan narkoba.
Akibatnya, para artis akan sulit meninggalkan kebiasaan tersebut, sebab darinya ia justru beroleh legitimasi diri.
Dengan memahami latar belakang persoalan tersebut, diharapkan publik lebih bijak dalam menghadapi masalah narkoba, baik di kalangan artis maupun masyarakat umum.
Editor: Defri Ngo