PARBOABOA, Jakarta – Aktivis lingkungan asal Sumatra Utara, Delima Silalahi (46) berhasil berdiri di antara enam pemenang penghargaan Goldman Environmental Prize 2023. Hal ini menjadikannya sebagai orang Indonesia ke-7 yang menerima penghargaan tersebut.
Delima Silalahi merupakan Direktur Eksekutif Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM), organisasi non-pemerintah yang berdedikasi untuk perlindungan hutan adat di Sumatra Utara.
Melalui kampanye khusus yang dilakukannya bersama komunitas masyarakat adat di Tano Batak pada Februari 2022, Delima berhasil memperjuangkan hak pengelolaan sah atas 7.213 hektare hutan adat kepada enam kelompok masyarakat Tano Batak.
Ini merupakan kemenangan bagi ketahanan iklim, keanekaragaman hayati, dan hak Masyarakat Adat.
“Saya sangat gembira walaupun saya sadar bahwa ini bukanlah perjuangan saya sendiri. Ini adalah kemenangan buat gerakan Masyarakat Adat di Indonesia. Perjuangan hak atas tanah, hak atas identitas kita itu tidak turun dari langit. Itu diperjuangkan,” kata Delima dalam keterangan tertulis yang diterima Parboaboa, Selasa (25/3/2023).
“Kita tidak sedang melanggar hukum. Ada konstitusi yang menjamin perjuangan kita. Negara tidak akan memberikannya begitu saja kepada kita,” sambungnya.
Adapun keenam komunitas masyarakat adat yang memperoleh pengakuan tersebut, yakni komunitas masyarakat adat Pandumaan Sipituhuta, Nagasaribu Onan Harbangan, Bius Huta Ginjang, Janji Maria, Simenak-menak dan Tornauli Aek Godang Adiankoting.
Berkat kemenangan ini, mereka berkomitmen untuk melestarikan hutan adatnya dengan menjalankan program pemulihan kawasan hutan adat dengan menanam kembali spesies hutan asli, termasuk pohon kemenyan.
Mereka juga akan menanam kembali dan merestorasi ekosistem, sekaligus meningkatkan tutupan pohon hutan dan ketahanan iklim alami, di bawah dukungan dari Delima dan KSPPM.
Selain Delima, Anugerah Lingkungan Goldman 2023 ini juga diberikan kepada 5 pejuang lingkungan lainnya yang berhasil memberikan inspirasi atas perjuangannya melindungi bumi. Berikut daftarnya.
- Chilekwa Mumba, Zambia (Afrika)
- Zafer Kizilkaya, Turki (Asia)
- Tero Mustonen, Finlandia (Eropa)
- Delima Silalahi, Indonesia (Wilayah Kepulauan Dan Negara Kepulauan)
- Diane Wilson, Amerika Serikat (Amerika Utara)
- Alessandra Korap Munduruku, Brasil (Amerika Selatan dan Tengah).
Sementara itu, terdapat enam orang Indonesia lainnya yang pernah mendapatkan penghargaan Goldman Environmental Prize, yakni:
- Loir Botor Dingit (1997)
- Yosepha Alomang (2001)
- Yuyun Ismawati (2009)
- Prigi Arisandi (2011)
- Aleta Baun (2013)
- Rudi Putra (2014).
Goldman Environmental Prize adalah penghargaan pertama di dunia untuk aktivis lingkungan di tingkat akar rumput. Didirikan pada tahun 1989 di San Francisco oleh filantropis Richard dan Rhoda Goldman, yayasan ini memberikan penghargaan setiap tahun kepada pahlawan lingkungan dari enam benua yang dihuni manusia.
Anugerah Lingkungan Goldman diberikan untuk menghargai prestasi dan kepemimpinan para aktivis lingkungan akar rumput di seluruh dunia yang memberikan inspirasi kepada kita untuk melindungi Bumi.