PARBOABOA, Jakarta - Sebanyak 2.000 peneliti muda dari tujuh perguruan tinggi terbaik Indonesia resmi dilepas ke 154 kawasan transmigrasi dari Sabang hingga Merauke.
Program ini menandai langkah strategis Kementerian Transmigrasi dalam menjadikan kawasan transmigrasi sebagai pusat ekonomi baru berbasis hilirisasi, industrialisasi, dan investasi.
Pelepasan ini berlangsung di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (26/8/2025).
Peserta ini akan bertugas selama empat bulan di 154 kawasan transmigrasi, dari Sabang hingga Merauke.
“Tim ekspedisi patriot ini terdiri dari para peneliti yakni dosen, guru besar hingga mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia,” kata Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi di Tangerang.
Menurutnya, misi utama TEP adalah melakukan riset, pemetaan potensi wilayah, dan penelitian terkait pengembangan ekonomi lokal.
“Lebih dari 50 persen peserta adalah mahasiswa S-1 aktif, disusul sekitar 400 peserta S-2, S-3, serta ratusan alumni dan guru besar,” jelasnya.
Menariknya, tahun ini tercatat dua sosok muda yang membuat sejarah: Caesaryo Arif Wibowo (24), mahasiswa magister ITS sebagai ketua tim termuda, dan Bonaventura Remalia Putri Pipina (19), mahasiswi Universitas Musamus, Papua, sebagai anggota termuda.
Bonaventura mengaku bangga sekaligus tertantang menjadi bagian dari program nasional ini.
“Saya ingin menunjukkan bahwa anak muda Papua juga bisa berkontribusi untuk membangun Indonesia. Harapan saya, lewat ekspedisi ini, potensi besar di tanah Papua dan daerah transmigrasi lain bisa lebih dikenal dan dikembangkan,” ungkap kepada media, Selasa, (26/08/2025).
Pembekalan dan Dukungan Pemerintah
Sebelum diterjunkan, seluruh peserta mendapat pembekalan pada 24–25 Agustus di Jakarta.
Materi yang diberikan meliputi riset, pendekatan sosial, hingga strategi identifikasi potensi wilayah.
Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman menyebut, program ini sejalan dengan agenda besar pemerintah dalam Asta Cita Presiden: swasembada energi dan pangan, investasi, pertahanan, hingga layanan kesehatan.
“Kami sebar di seluruh kawasan transmigrasi. Saat ini ada 153 kawasan, sebentar lagi bertambah menjadi 154. Target kami, kawasan transmigrasi tidak lagi hanya soal pemindahan penduduk, tapi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru,” ujar Iftitah.
Ia menambahkan, pemerintah menyiapkan anggaran Rp176 miliar untuk program ini, dengan peluang kenaikan hingga 50 persen pada tahun depan.
Bahkan, peserta terbaik berkesempatan memperoleh Beasiswa Patriot untuk melanjutkan pendidikan pascasarjana.
Program TEP 2025 dijadwalkan berlangsung hingga Desember. Hasil riset mereka akan menjadi dasar kebijakan pemerintah dalam mengembangkan kawasan transmigrasi berbasis industrialisasi dan hilirisasi.
“Mereka betul-betul harus memiliki jiwa patriot. Keinginan membangun negeri ini bukan hanya dari kota besar, tapi dari pelosok negeri yang punya potensi ekonomi,” tegas Iftitah.