Masih Adakah Harapan Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026?

Starting Timnas Indonesia melawan Jepang di pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026, Jumat (19/11/2024) lalu. (Foto: PSSI)

PARBOABOA, Jakarta - Hasil minor di ronde ketiga kualifikasi kian mempertegas betapa sulitnya Timnas Indonesia menuju Piala Dunia 2026 mendatang. 

Hanya dalam dua bulan, optimisme publik terhadap Skuad Garuda yang sempat membuncah karena catatan tiga pertandingan tak terkalahkan, berubah menjadi kekhawatiran.  

Kekalahan 1-2 dari China—tim yang semula dipandang sebelah mata—membuat pecinta Timnas Indonesia tertegun, berpikir seakan tidak percaya. 

Pasalnya, Negeri Tirai Bambu itu dalam posisi sulit usai mencopot pelatih kepala mereka lantaran tak pernah meraup poin di tiga laga sebelumnya.

Teranyar, kekalahan 0-4 atas Jepang di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Jumat (17/11/2024) lalu, semakin menegaskan jurang perbedaan kualitas antara Indonesia dan tim-tim berpengalaman lainnya. 

Meski kekalahan seperti ini bisa dianggap wajar dalam sepak bola, terutama mengingat perbedaan peringkat dunia yang signifikan antara kedua tim—Indonesia di peringkat 130 dan Jepang di 15 besar—empat gol yang bersarang ke gawang Maarten Paes seolah menjadi tamparan keras yang melukai moral tim.

Dua hasil tersebut membuat posisi Indonesia terbenam di dasar klasemen Grup C dengan tiga poin. Sementara Jepang berada di posisi teratas dengan 13 angka, jauh meninggalkan kontestan lainnya macam Arab Saudi dan Australia yang sama-sama baru mengantongi enam poin.

Seusai pertandingan, alih-alih membeberkan dan meredakan ruang ganti tim, Shin Tae-yong malah menyalahkan peluang emas yang gagal dikonversi Ragnar Oratmangoen menjadi gol pada awal babak pertama. Padahal menyalahkan pemain di hadapan media jelas bukan pilihan baik. 

Juru taktik berusia 54 tahun itu seharusnya tampil di garda terdepan untuk membela anak asuhnya dan berupaya membangkitkan kembali semangat tim. Langkah ini penting untuk menjaga kepercayaan diri para pemain dan memotivasi mereka menghadapi tantangan berikutnya.

Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI), Erick Thohir juga terpukul dengan kekalahan telak Tim Merah Putih tersebut. 

Dengan segala keyakinan dan dukungan Erick terhadap proses naturalisasi sejumlah pemain Timnas, dia telah menetapkan target cukup prestisius agar Indonesia bisa berbicara banyak dalam waktu yang ringkas.

Sehingga Mantan Presiden Inter Milan itu menyebut siap mundur dari ketua umum, jika pelatih dan pemain tidak lagi menunjukkan keyakinan terhadap proyek besar yang sedang dibangun untuk Timnas.

Untuk itu, Erick meminta agar Skuad Garuda berjuang habis-habisan melewati lima pertandingan yang tersisa di Kualifikasi Piala Dunia. 

"Masih ada lima pertandingan, jangan patah semangat. Kita masih ada tiga laga kandang, dari lima kita masih ada tiga (kandang) jadi kita masih punya (peluang). Tidak ada yang tidak mungkin,” kata dia.

Timnas Indonesia memiliki peluang besar untuk mengumpulkan setidaknya 10 poin jika mampu memanfaatkan tiga laga kandang dengan baik dan meraih poin di laga tandang.

Starting Timnas Indonesia melawan Jepang di pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026, Jumat (19/11/2024) lalu. (Foto: PSSI)

Berdasarkan pengalaman dari kualifikasi sebelumnya, perolehan 10 poin tersebut setidaknya dapat mengamankan posisi di peringkat keempat yang merupakan syarat minimal untuk bisa lolos ke ronde selanjutnya. 

Dengan begitu, Indonesia dipastikan menjalani misi berat melawan Arab Saudi yang tersaji di SUGBK, Selasa (19/11/2024) malam WIB.

Arab Saudi Bukan Lawan Mudah

Arab Saudi yang merupakan salah satu kekuatan sepak bola di Benua Asia jelas menjadi lawan tangguh bagi pasukan Garuda. Apalagi dalam sejarahnya, Indonesia tak pernah menang melawan Saudi.

Kedua tim telah bertemu sebanyak 11 kali, terhitung sejak kualifikasi Olimpiade 1984. Dari total 11 pertandingan, 2 pertandingan berakhir imbang, dan 9 pertandingan berakhir kemenangan untuk Arab Saudi.

Meski di pertemuan pertama Indonesia mampu menahan Arab Saudi dengan skor 1-1 di Jeddah pada September lalu, Arab Saudi saat ini dalam warna berbeda menyusul pergantian pelatih dari Roberto Mancini yang dipecat dan digantikan Herve Renard.

Herve Renard merupakan sosok yang tak asing bagi Green Falcon. Sosok pria berusia 56 tahun itu pernah mengantarkan Arab Saudi lolos ke Piala Dunia sebelumnya sebagai pemuncak klasemen Grup C Kualifikasi, mengungguli Jepang dan Australia saat itu.

Bahkan, Arab Saudi di bawahnya mampu menjadi satu-satunya tim yang bisa mengalahkan Argentina di Piala Dunia 2022. Tentu ini menjadi catatan penting yang mesti diperhatikan oleh Shin Tae-yong.

"Jadi saya berterima kasih jika diberi dukungan oleh fans dan para media dengan mengetahui posisi kita sebenarnya di mana. Namun tetap, saya akan berusaha semaksimal mungkin agar kita bisa menang melawan Arab Saudi besok," kata juru taktik asal Korea Selatan itu kepada awak media, Senin (18/11/2024) di ruang konferensi pers GBK.

Statistik Arab Saudi di dua pertandingan sebelum ini sebenarnya tak sepenuhnya baik. Meski mereka mampu menciptakan penguasaan bola di atas 50%, Saudi tampaknya kesulitan di sepertiga akhir.

Saudi hanya melepaskan tiga tembakan melawan Australia, dengan satu di antaranya tepat sasaran. Begitupun melawan Bahrain, Al Bulayhi dan kawan-kawan hanya melepaskan 13 tembakan selama 90 menit pertandingan berlangsung.

Namun, Shin wajib mewaspadai dengan taktik Renard yang dikenal dengan pendekatan organisasi kuat dan pragmatis. 

Di era Mancini sebagai pelatih, Saudi cenderung bermain dengan formasi tiga bek sejajar dengan formasi andalannya 3-4-2-1. Nah di era Renard, Saudi kembali bermain dengan empat bek sejajar.

Pada laga melawan Australia, Saudi bermain dengan formasi 4-1-4-1. Formasi ini bisa berubah menjadi 4-4-2 dan 4-3-3, tergantung situasi di lapangan. Formasi ini disebut bisa memberikan pressing yang kuat bagi tim lawan.

Namun ini bukan tanpa celah. Indonesia bisa saja memanfaatkan situasi empat bek sejajar Saudi dengan mengandalkan dua winger andalan macam Ragnar Oratmangoen dan Rafael Struick. Dengan begitu, STY diprediksi bakal menggunakan formasi 5-2-3 yang bisa bertransisi cepat ke 3-4-2 saat menyerang. 

Manfaatkan Pemain yang Tersedia

Selain itu, Timnas Indonesia dipastikan tidak akan diperkuat oleh Kevin Diks dalam pertandingan melawan Arab Saudi. Bek andalan FC Copenhagen tersebut mengalami cedera saat menghadapi Jepang dan terpaksa ditarik keluar pada babak pertama. 

Pelatih Shin Tae-yong mengonfirmasi bahwa kondisi Kevin tidak memungkinkan untuk bermain dan menegaskan tidak akan memaksakan pemain yang belum sepenuhnya pulih.  

"Untuk Kevin Diks, sepertinya sulit dimainkan. Yang harus diutamakan adalah kondisi para pemain, jadi saya tidak akan memaksanya untuk bermain melawan Arab Saudi," kata STY dalam keterangan resmi. Kevin kini telah meninggalkan skuad dan kembali ke Denmark untuk menjalani pemulihan bersama klubnya.  

Absennya Kevin memunculkan tanda tanya terkait strategi Shin, terutama setelah publik juga dibuat bertanya-tanya soal keputusan tidak menyertakan Eliano Reijnders dalam dua laga terakhir melawan China dan Jepang. 

Shin sebelumnya menyatakan bahwa gelandang berusia 24 tahun tersebut belum dianggap cukup siap untuk membantu tim, meskipun Eliano memiliki cukup pengalaman di Eredivisie dengan mencatatkan 98 penampilan, enam gol, dan tujuh assist.  

"Soal Eliano, menurut saya dia belum dalam kondisi terbaik sehingga tidak dimasukkan ke skuad," jelas Shin Tae-yong usai laga melawan Jepang.

70 ribu suporter menghadiri langsung dan menyemangi Timnas Indonesia di Stadion Utama GBK. (Foto: PARBOABOA/Dhoni)

Namun, Manajer Timnas, Sumardji, memberikan sinyal bahwa Eliano bisa menjadi opsi untuk laga kontra Arab Saudi. Ia memuji semangat Eliano selama sesi latihan meski tak masuk dalam daftar pemain di dua pertandingan terakhir.  

"Eliano adalah pribadi yang baik, dia tetap bersemangat meskipun tidak masuk skuad. Dia berusaha membuktikan kemampuannya di sesi latihan. Kita akan lihat perkembangannya hari ini dan besok, dan semoga pelatih Shin dapat mempertimbangkannya untuk masuk skuad," ujar Sumardji.  

Apapun Bisa Terjadi

Gelandang Timnas Indonesia, Thom Haye, mengajak seluruh suporter di dalam dan luar stadion untuk terus memberikan dukungan penuh kepada timnya menjelang laga penting melawan Arab Saudi. 

Ia menegaskan bahwa asa Indonesia untuk lolos ke Piala Dunia belum sepenuhnya padam, selama tim terus berjuang dengan maksimal.  

"Memang kekalahan lawan Jepang tidak bagus, saya paham perasaan para fans. Tapi pesan saya, seperti saat melawan Jepang, terus beri kami dukungan agar kami bisa memberikan yang terbaik di laga melawan Arab Saudi," ujar Thom Haye.

Pemain Almere City itu menegaskan komitmennya bersama rekan-rekan di Timnas Indonesia untuk berjuang lebih keras dan mengamankan tiga poin penting demi menjaga peluang. Dukungan dari suporter, menurut Thom, akan menjadi tambahan energi bagi skuad Garuda di lapangan.  

"Kami juga siap menjaga semangat di laga nanti, tentu dengan adanya teriakan semangat dan dukungan dari fans," harapnya.

Editor: Rahma Dhoni
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS